KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MRT Jakarta dan PT Kereta
Api Indonesia (persero) menandatangani perjanjian
pembentukan anak usaha. Pembentukan anak usaha tersebut masih digodok dalam
sebulan ke depan dan akan terbentuk pada awal tahun depan.
William
Sabandar, Direktur Utama MRT Jakarta menyebut pembentukan anak
usaha patungan ini bagian dari rencana integrasi transportasi di Jakarta.
Selain itu, ke depan juga ada tugas lain terkait dengan ekosistem
perkeretaapian di Jakarta.
"Ada tiga tugas utama dalam waktu cepat, 3 bulan
anak usaha ini akan studi terintegrasi transportasi Jabodetabek. Kemudian 6
bulan studi TOD dan 9 bulan setelahnya dalam kaitannya dengan pembenahan
stasiun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (9/12).
Ia menambahkan pada tahap awal, anak usaha tersebut akan
berfokus kepada area di Jakarta terlebih dahulu. Kemudian secara paralel juga
akan mengembangkan ke wilayah-wilayah beroperasinya commuter line untuk
dikembangkan.
"Perjanjian pokoknya baru itu, kalau TOD di jalur
MRT kan ada utara ke selatan itu ada 13 stasiun. Ini sudah kami petakan, kalau
KCI nanti ada studinya," lanjutnya.
Yang jelas, pembentukan anak usaha ini akan memudahkan pengelolaan kawasan TOD yang
akan menjadi sumber pendapatan non tiket perusahaan. Asal tahu saja, manajemen MRT menargetkan bisa mencatat
untung Rp 350 miliar tahun 2021 dan mengeksekusi rencana IPO di tahun
berikutnya.
Sumber : Kontan, 09.12.19.
[English Free Translation]
PT Jakarta MRT and PT Kereta Api Indonesia (Persero)
signed an agreement to establish a subsidiary. The formation of the subsidiary
is still being drafted in the next month and will be formed early next year.
No comments:
Post a Comment