Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia perlu meniru China yang memanfaatkan teknologi blockchain
sekaligus bonus demografi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Duta
Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan sejumlah
teknologi, seperti cashless payment,
artificial intelligence, 5G, big data, internet of things, cloud computing, termasuk blockchain, mulai banyak diterapkan
oleh Negeri Tembok Raksasa.
"Indonesia perlu mengejar ketertinggalan di bidang
teknologi dengan memanfaatkan keunggulan demografi yang sedang dialami oleh
Indonesia," ujarnya dalam seminar bertajuk Let’s Talk Blockchain seperti
dikutip siaran pers KBRI Beijing, Jumat (13/12/2019).
Djauhari menjelaskan ide untuk menyelenggarakan seminar
itu lahir dari upayanya untuk membawa teknologi masa depan ke Indonesia,
berkaca dari perkembangan teknologi di China.
Wakil
Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dalam kesempatan yang sama
mengatakan teknologi blockchain memiliki peluang yang sangat besar untuk
dimanfaatkan Indonesia di berbagai bidang.
Karakteristik
blockchain yang penting adalah bagaimana teknologi tersebut memiliki kemampuan
penelusuran (traceability) untuk informasi dan data dari berbagai sektor di
Indonesia, termasuk pertanian, perikanan, manufakturing, dan keuangan.
Menurut dia, inklusivitas menjadi kunci bagi penerapan
teknologi yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
"Indonesia dengan demokrasi yang dinamis dan
populasi yang muda membentuk lingkungan pendukung bagi ekosistem teknologi
digital untuk mencapai potensi maksimal implementasi teknologi," kata
Mahendra.
Founder
dan CEO Blockchain Center Sam Lee menyampaikan pentingnya
dukungan kebijakan dari pemerintah untuk membangun teknologi blockchain yang
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing negara.
Lee memiliki pengalaman membangun ekosistem blockchain di
berbagai negara, seperti Australia, Uni
Emirat Arab, dan Thailand.
Sebanyak 14 blockchain center telah
berdiri di seluruh penjuru dunia.
Seminar tersebut berhasil menarik minat lebih dari 300
peserta dari kalangan wirausaha, asosiasi bisnis, akademisi, pegiat teknologi,
dan sejumlah pejabat pemerintah.
KBRI
Beijing berencana untuk mengembangkan kerja sama awal yang
menjadi hasil seminar tersebut. Diharapkan dalam waktu dekat, Indonesia akan
memiliki blockchain center, seperti
negara-negara lainnya bahkan menyelenggarakan konferensi berskala internasional
untuk penerapan teknologi blockchain.
Sumber : Bisnis, 13.12.19.
[English Free Translation]
Indonesia needs to emulate China, which utilizes
blockchain technology as well as demographic bonuses to drive economic growth.
Let’s eat ‘em all.
No comments:
Post a Comment