KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang menyiapkan rencana pembangunan Mass
Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi menyatakan, rencananya MRT dan LRT itu akan dibangun di
lima kota, yakni Bandung, Bali, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Kelima proyek itu rencananya akan didanai lewat skema Sovereign
Wealth Fund (SWF). Sejumlah kalangan pun menyambut kebijakan tersebut,
termasuk dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)
Sekretaris Jenderal MTI Harya Setyaka Dillon
mengungkapkan, rencana untuk membangun sistem angkutan umum massal memang sudah
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024. Khususnya untuk enam wilayah metropolitan, yakni Jakarta,
Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Makassar.
"Itu sudah melalui proses perencanaan, dan memang
sudah prioritas untuk membangun sarana angkutan umum massal, baik yang berbasis
bus atau berbasis rel," ungkap Harya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin
(15/3).
Dalam RPJMN tersebut, pendanaan proyek tak hanya berasal
dari APBN maupun APBD. Sehingga, pilihan untuk menggunakan dana dari skema SWF
lewat Lembaga Pengelolaan Investasi (LPI) atau Indonesia Investment
Authority (INA) bisa dilakukan dan prospektif untuk membangun infrastruktur
transportasi massal.
Pembangunan infrastruktur transportasi publik bukan hanya
memberikan dampak ekonomi sesaat, ketika pengerjaan konstruksi. Secara jangka
panjang, transportasi publik perlu disiapkan untuk mengantisipasi perkembangan
kota dan pertambahan jumlah penduduknya, supaya ekonomi bisa tumbuh tanpa
menciptakan kemacetan.
"Kami menyambut baik kalau didanai melalui skema LPI,
karena di RPJMN sudah membuka pintu untuk pendanaan selain APBN dan APBD.
Investasi pembangunan (transportasi massal) sangat diperlukan untuk kota-kota
besar," kata Harya.
Namun, rencana itu bukan tanpa catatan. Harya menegaskan,
pembangunan MRT maupun LRT bukan lah solusi yang bisa berdiri sendiri. Angkutan
umum massal berbasis rel tetap harus terintegrasi dengan jaringan transportasi
massal berbasis bus atau Bus Rapid Transit (BRT).
Sebelum mendapatkan pendanaan untuk proyek MRT dan LRT itu,
Harya menyarankan agar kota-kota tersebut lebih dulu membangun sistem
transportasi berbasis bus yang nantinya bisa terintegrasi. Hal ini dinilai
penting untuk menjadi pertimbangan Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Daerah (Pemda).
"Kalau pun nanti dananya nggak ada, kami harap jangan
putus asa kalau dana tidak tercapai. Coba pertimbangkan BRT. Jangan berhenti di
jaringan rel, kalau dengan berbasis bus bisa dilakukan, kenapa nggak?"
ungkap Harya.
Hal senada juga disampaikan oleh Pengamat Transportasi
Djoko Setijowarno. Menurutnya, rencana pembangunan LRT dan MRT di lima kota itu
masih merlu kajian lebih mendalam. Terutama mengenai proyeksi kebutuhan
angkutan dan penumpang di kota-kota tersebut.
Pemerintah, kata Djoko, selayaknya belajar dari kasus LRT
Palembang, Sumatera Selatan, yang sepi penumpang selepas gelaran Asian Games tahun
2018 lalu. "Untuk kota selain Jakarta, (pembangunan MRT dan LRT) harus
dikalkulasi dengan matang. Belajar dari kasus LRT di Palembang," sebutnya.
Menurutnya, Pemda juga masih perlu mengelola angkutan umum
dengan sistem yang lebih mudah dan murah untuk diakses. Yakni transportasi massal
berbasis bus. Komitmen Pemda untuk menumbuhkan penumpang transportasi publik
pun menjadi sangat krusial. "Komitmen Pemda untuk permintaan penumpang
juga harus ada. Pemda harus punya push strategy," kata Djoko.
Dihubungi terpisah, Peneliti dari Lembaga Manajemen FEB
UI Toto Pranoto juga mengingatkan bahwa pendanaan dari SWF bukan investasi
cuma-cuma. Artinya, setiap investor yang masuk tetap menginginkan adanya return
(tingkat pengembalian investasi) yang memadai.
Untuk beberapa kota besar yang padat seperti Jakarta,
proyek LRT dan MRT memang cukup prospektif karena demand terhadap layanan yang
tinggi. Potensi serupa dinilai ada untuk Surabaya dan Makassar. "Tapi
untuk kota lainnya seperti Bali dan Medan apakah cukup feasible? harus di cek
kembali," kata Toto saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/3).
Terlepas dari itu, Toto menilai bahwa skema SWF bagus
sebagai diversifikasi sumber pembiayaan. Sebab selama ini banyak BUMN yang
terlalu berat dibebani pembiayaan yang berkategori "debt", sehingga
sulit mengatur keuangan saat bunga dan pokok jatuh tempo.
Model investasi dengan SWF pun diyakini bakal berperan
untuk menjaga equitas dalam pembiayaan proyek. "Jadi ada keseimbangan
sumber pembiayaan. Tapi sekali lagi tidak ada makan siang gratis! Proyek juga
harus feasible, artinya kemampuan proyek men-generate revenue dan profit juga
jadi pertimbangan utama," pungkas Toto.
Masih Dijajaki
Pihak Kementerian Perhubungan masih irit bicara mengenai
skema proyek LRT dan MRT di lima kota ini. Direktur Jenderal Perkeretaapian
Zulfikri mengatakan, skema proyek, besaran investasi, jangka waktu proyek
hingga penggunaan SWF masih dibahas oleh pemerintah.
"Terkait dengan skema pendanaan SWF sedang dijajaki.
Perkembangan lebih lanjut akan diinfokan," ungkapnya saat dihubungi Kontan.co.id,
Senin (15/3).
Dihubungi terpisah, Staf Khusus Menteri Perhubungan
Bidang Komunikasi Adita Irawati mengungkapkan bahwa pembangunan MRT-LRT di
lima kota masih berupa rencana jangka panjang. Pemerintah pun masih melakukan
konsolidasi internal antar kementerian terkait dengan Pemerintah Daerah.
"Persiapannya masih konsolidasi internal. Yang jelas SWF akan menjadi
salah satu prioritas pendanaan," pungkas Adita.
Sumber : Kontan, 15.03.21.
[English Free Translation]
The government, in this case the Ministry of Transportation (Kemenhub) is preparing a plan to build a Mass Rapid Transit (MRT) and Light Rail Transit (LRT). Minister of Transportation Budi Karya Sumadi stated that the MRT and LRT plans will be built in five cities, namely Bandung, Bali, Medan, Surabaya and Makassar.
AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong, bandar66, perang bacarat dan capsa :)
ReplyDeleteayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
WA;+855969190856