Bisnis.com, JAKARTA - Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perlu menyepakati dibentuknya pasar karbon pada Conference of Parties (COP) ke-25 yang akan berlangsung pada 2-13 Desember 2019 di Madrid, Spanyol.
Direktur
World Resources Institute (WRI) Indonesia Nirarta Samadhi mengatakan
pasar karbon harus ada dan diakuisisi secara global. Tanpa adanya pasar karbon, upaya menjaga suhu bumi agar tidak naik
hingga 1,5 derajat pada 2030 sulit tercapai.
"Tidak ada pergerakan sumber daya yang bisa membantu
negara-negara untuk mengurangi emisinya. Negara kecil tidak bisa, misal beli
teknologi yang bisa kurangi emisi," katanya, Rabu (27/11/2019).
Lebih lanjut, pasar karbon bisa membantu mengadakan
mekanisme pendanaan antar negara dalam rangka mengurangi emisi. Dia yakin hal
ini akan menjadi diskusi yang hangat pada COP mendatang.
Mengenai pasar karbon ini, Indonesia, kata Nirarta, sudah
menunjukkan komitmennya. Untuk merealisasikan hal ini, Indonesia sudah harus
memiliki kebijakan harga karbon.
"Karena global carbon pricing policy akan dihasilkan
di COP. Kalau ada, maka market terjadi, akan ada revenue baru untuk Indonesia
dan negara lain, bisa digunakan untuk beli teknologi," tambahnya.
Selain pasar karbon, isu
utama yang akan dibicarakan pada COP25 adalah advance finance dan capacity
building. Adapun capacity building menjadi penting karena untuk mengubah energi
fosil menjadi energi terbarukan, perlu pelatihan tenaga kerja.
Berdasarkan data Kementerian Perekonomian, sejatinya
Indonesia telah menerapkan perdagangan karbon. Namun sifatnya masih business to
business.
Hingga 2018, untuk jenis perdagangan karbon clean development mechanism (CDM)
terdapat 242 proyek yang telah
dikembangkan. Namun dari jumlah tersebut, hanya
202 proyek yang mendapat persetujuan dan 166 proyek yang terdaftar di UNFCCC.
Adapun, 46 dari 166 proyek sudah menerbitkan kredit
karbon. Jumlahnya mencapai 32,17 juta ton CO2
Sementara untuk jenis perdagangan verified carbon standard (VCS), total ada 13 proyek. Jumlah kredit
karbon yang telah diterbitkan sebanyak 14,14 juta ton CO2.
Terakhir, dari joint
crediting mechanism (JCM), terdapat 29 proyek yang total investasinya
senilai US$129 juta. Dari 29 proyek, hanya dua proyek yang sudah menerbitkan
kredit karbon sebanyak 40 ton CO2.
Sumber : Bisnis, 27.11.19.
[English Free Translation]
Member countries of the United Nations (UN) need to agree
on the formation of a carbon market at the 25th Conference of Parties (COP)
which will take place on 2-13 December 2019 in Madrid, Spain.
No comments:
Post a Comment