Jakarta (ANTARA) - PT
Kereta Api Indonesia (Persero) mengumumkan rencana untuk menerbitkan
obligasi melalui Penawaran Umum Obligasi
II Kereta Api Indonesia Tahun 2019 pada Senin.
“Obligasi II KAI 2019 dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp2
triliun,” kata Direktur Utama KAI Edi
Sukmoro dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Edi menambahkan dana yang diperoleh dari penawaran umum
obligasi ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sebesar Rp1,2 triliun
akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok pinjaman pada PT Bank HSBC
Indonesia (tidak terafiliasi) dan sisanya akan digunakan untuk pengadaan sarana
baru dan pembaruan sarana.
Penjamin pelaksana emisi dalam obligasi ini adalah PT Mandiri Sekuritas. PT Bahana Sekuritas,
PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas dan PT
Danareksa Sekuritas.
Edi menuturkan pengadaan sarana baru mayoritas untuk
membeli kereta baru menggantikan kereta yang usianya sudah tua.
Sampai dengan Oktober 2019, terdapat 672 kereta yang
usianya di atas 30 tahun.
Kereta-kereta tersebut berupa kereta penumpang, kereta
makan, kereta bagasi dan kereta pembangkit.
Lalu untuk titik utama pembaruan sarana adalah melakukan
“repowering” yaitu peningkatan daya sarana kereta api.
“Repowering” ini
meliputi pekerjaan penggantian mesin kereta penumpang, gerbong barang,
pembaruan lokomotif, kereta rel diesel dan lainnya untuk meningkatkan kapasitas
produksi serta peningkatan layanan baik untuk angkutan penumpang maupun barang.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo menilai, dengan track record
dan manajemen yang baik, serta proyeksi arus kas yang kuat membuat KAI
mendapatkan peringkat obligasi yang bagus.
“KAI optimistis penawaran umum ini akan sukses
seperti sebelumnya,” ujar Didiek.
Obligasi ini mendapatkan peringkat idAAA (Triple A; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Obligasi terbagi menjadi dua seri di mana Seri A
berjangka waktu lima tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,45 persen -
8,10 persen per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan indikasi tingkat
kupon Obligasi 7,80 persen - 8,50 persen per tahun.
Bunga Obligasi dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan
tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi.
Selama lima tahun terakhir dari tahun 2014 hingga 2018,
KAI mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 25,5 persen dan rata-rata pertumbuhan laba bersih dengan
CAGR sebesar 22,3 persen.
Di samping itu, berdasarkan laporan posisi keuangan, KAI
semakin berkembang di mana peningkatan jumlah aset dengan CAGR 20,1 persen
serta diiringi pertumbuhan ekuitas dengan CAGR sebesar 30,2 persen.
Pada posisi akhir semester I Tahun 2019, total aset KAI mencapai
Rp41,2 triliun dan KAI mampu mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 5,84
persen, pertumbuhan total liabilitas sebesar 7 ,1 persen dan pertumbuhan total
ekuitas sebesar 4,4 persen.
Jika dibandingkan dengan periode 30 Juni 2018, KAI mampu
mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,31 persen dan pertumbuhan laba
bersih hingga 54,39 persen.
Didiek juga yakin KAI akan memperoleh Pernyataan Efektif
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Desember 2019, dan melakukan penawaran
umum pada tanggal 6 sampai dengan 9 Desember 2019.
Utuk tanggal penjatahan diperkirakan pada 10 Desember
2019 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek 1ndonesia(BEI) pada 13
Desember 2019.
“Dukungan yang kuat dari Pemerintah terhadap KAI dapat
terlihat dari Pemerintah yang mempertahankan kepemilikan 100 persen di KAI,
karena KAI ini merupakan BUMN yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa
angkutan kereta api di seluruh Indonesia,” kata Didiek.
Sementara itu, beberapa proyek yang saat ini sedang
ditangani oleh KAI di antaranya melalui Perpres
No. 49/2017 tentang percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT)
terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Kemudian program peremajaan sarana dengan tujuan untuk
meningkatkan layanan angkutan penumpang. Sena dari segi angkutan barang, KAI
secara bcrkelanjutan melakukan pengembangan kapasitas angkutan batu bara dengan
cara menambah lokomotif dan gerbong serta mengembangkan jalur di Sumatera
bagian selatan.
Sebelumnya, pada November
2017 KAI telah menerbitkan surat utang (obligasi) perdana sebesar Rp 2 triliun.
Dana tersebut digunakan untuk mendanai proyek
KA Bandara Soekarno-Hatta sebesar 55 persen, dan sisanya 45 persen untuk
pengadaan kereta baru.
Penawaran
obligasi ini mendapat minat yang cukup besar dan para investor, di mana
permimaan obligasi mencapai Rp 5,2 triliun atau melebihi 2,5 kali dari nilai
yang ditawarkan.
Sumber : Antara, 11.11.19 / Foto : TribunNews.
[English Free Translation]
PT Kereta Api Indonesia (Persero) announced plans to
issue bonds through the 2019 Indonesian Railroad II Public Offering on Monday,
Nov 11st, 2019. Done.
No comments:
Post a Comment