JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk menghentikan
eksplorasi tambang batubara sejak
Oktober 2015, hingga enam bulan ke depan. Perusahaan pelat merah tersebut
beralasan, pasokan batubara mereka cukup untuk kebutuhan selama 40 tahun ke depan.
Saat ini, Bukit Asam memiliki pasokan batubara
sekitar 9 miliar ton. Perinciannya, 7,29 miliar ton pasokan utama batubara
dan 1,99 miliar ton cadangan batubara. Sementara perhitungan Bukit Asam, jumlah kebutuhan per tahun sekitar 20 juta
ton.
"Lalu,
lima tahun kemudian menjadi 50 juta ton per tahun," beber Joko Pramono,
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk kepada KONTAN, Selasa (13/10).
Meski
menghentikan sementara eksplorasi, manajemen Bukit Asam memastikan kinerja tak
tergangu. Hanya, perusahaan bekode PTBA
di Bursa Efek Indonesia itu enggan mengungkapkan target penjualan hingga akhir
2015.
Bukit Asam
hanya bilang, penjualan batubara hingga kuartal III-2015 masih tumbuh 8%
dibandingkan dengan kuartal I-2014. Mayoritas konsumen mereka adalah perusahaan
yang bergerak di bidang pembangkit listrik, semen dan pupuk.
Kalau
diperinci berdasarkan wilayah pemasaran, penjualan domestik tumbuh 12%
sedangkan penjualan di pasar ekspor cuma tumbuh sekitar 5%. Salah satu negara
tujuan ekspor mereka yakni Myanmar.
Manajemen,
Bukit Asam berbagi secuil informasi itu. Mereka akan membeberkan detail capaian
kinerja keuangan kuartal III-2015 pasca dipublikasikan. Selain berupaya
mengejar pertumbuhan kinerja, Bukit Asam ingin menambah lahan eksplorasi.
Mereka
beralasan, harga batubara yang sedang murah adalah kesempatan untuk
mengakuisisi lahan tambang batubara. Namun lagi-lagi, Bukit Asam masih
menyimpan detail rencana. "Dimana lokasi persisnya dan berapa potensinya
belum bisa kami sampaikan, akan kami sampaikan setelah akuisisi resmi
dilakukan," dalih Joko.
Sembari
mematangkan rencana akuisisi, Bukti Asam juga melanjutkan rencana kerjasama
dengan PT Freeport Indonesia untuk
memasok batubara. Pasokan batubara itu akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan
sumber energi pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU) yang sedang dibangun Freeport Indonesia di Papua.
Manajemen
Bukit Asam belum tahu persis berapa kapasitas daya PLTU itu. Mereka mengaku,
dalam kesepakatan kedua perusahaan, Bukit Asam akan memasok 800.000 ton batubara per tahun. Informasi
saja, kerjasama Bukit Asam dan Freeport Indonesia mencuat sejak September 2015.
Pemerintah
menggadang Bukit Asam menjadi mitra strategis dalam proyek pembangkit Freeport
Indonesia di Timika dan proyek pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur.
Mengacu laporan keuangan 30 Juni 2015, Bukit Asam mencatatkan penjualan Rp 6,51
triliun.
Capaian itu
tumbuh hanya 1,24% dibanding dengan penjualan per 30 Juni 2014, yakni Rp 6,42
triliun. Meski penjualan naik, laba bersih turun 31,21% menjadi Rp 795,17
miliar.
Sumber :
Kontan, 15.10.15.
[English Free
Translation]
PT Bukit Asam
Tbk wanna stop coal mining exploration as of October 2015, up to six months. The
reason behind that PTBA are sufficient to supply the coal for the next 40 years
onward.
No comments:
Post a Comment