JaKaRTa: Berbicara
mengenai angkutan barang, kereta api (KA) merupakan transportasi yang dapat
diandalkan dalam masalah distribusi logistik. Karakteristik KA yang dapat mengangkut
beban dalam jumlah banyak dalam satu waktu, menjadikan moda ini sebagai salah
satu pilihan terpercaya untuk angkutan barang.
PT Kereta Api Logistik (KALOG) sebagai anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) ato PT KAI terus melakukan inovasi untuk
meningkatkan pendapatannya. Dibawah kepemimpinan Budi Noviantoro, KALOG terus berinvestasi dan berinovasi untuk
mencapai target-targetnya.
“Tujuan saya
(di KALOG), adalah untuk membesarkan KALOG” ujar Budi. Dengan membesarkan Kalog
maka KAI sebagai induk perusahaan dapat mencapai target pendapatannya sendiri.
“Banyak
investasi-investasi yang dilakukan oleh KALOG, Investasi tersebut harus
diselaraskan dengan investasi yang dilakukan oleh induk,” tambahnya.
Saat ini
KALOG mempunyai 4 (empat) lini bisnis, yaitu angkutan semen, peti kemas, kurir, dan
bongkar muat batu bara. KALOG terus mengembangkan bisnis loading unloading
batubara ini, karena saat ini untuk angkutan semen dan peti kemas sedang turun.
“Penarifan
menjadi salah satu hal yang ketat untuk bisnis angkutan barang di pulau Jawa,”
ujar Budi. Sejak Maret 2015, Pelindo III, dan Pelindo II bersama pelayaran
membuat program promosi untuk angkutan kontainer menggunakan kapal dari
Jakarta-Surabaya tarifnya sudah termasuk loading-unloading hanya Rp 2 Juta/TEU.
Tekanan Dolar
Amerika kepada Rupiah saat ini menjadi salah satu hal yang membuat kondisi
distribusi ini menjadi turun. Tarif angkutan menggunakan truk juga bisa murah
dikarenakan banyak pemilik truk pengangkut barang banting harga.
“Kalog tidak
bisa seperti itu, karena berbahaya, tidak aman dan dengan nekat angkut beban lebih
(overload)” kata Budi. Rencananya Kementerian Perhubungan akan mulai mengelola
Jembatan Timbang dan Balai Uji KIR di
seluruh daerah.
“KALOG
mengapresiasi langkah pemerintah untuk menertibkan angkutan truk ini. Dengan
adanya kebijakan tersebut, truk yang kelebihan muatan tidak akan beredar di
jalan raya, dan tarif akan kembali bersaing,” ujar Budi.
Untuk
angkutan Peti Kemas dan Semen, persaingan yang ketat dalam bisnis angkutan logistik
di pulau Jawa, membuat KALOG tidak banyak berinvestasi di Pulau Jawa. “Untuk
investasi di pulau Jawa kita Joint Operation (JO) dengan mitra kita. Untung
sama-sama, rugi ya sama-sama,” ujar Budi.
Salah satu stasiun
yang dikelola oleh KALOG adalah Stasiun
Sungai Lagoa (SAO). “KALOG berharap agar SAO dikembangkan kapasitasnya oleh
KAI agar pendapatan lebih maksimal ketika jalur KA sudah dapat masuk hingga
pelabuhan,” kata Budi.
Budi
mengatakan Peti Kemas nongkrong di JICT akan dibawa oleh KALOG ke SAO dan
selanjutnya akan dikirim dari SAO ke tujuan akhir dengan KA kontainer.
“Setelah saya petakan berbagai area bisnis
KALOG yang paling beresiko peti kemas dan semen,” ujar Budi. Hal tersebut
dikarenakan pesaingnya yang banyak mulai dari truk, kapal dan segala macam
moda, sehingga saat ini KALOG fokus pada pengembangan infrastruktur di Sumatera
Selatan (Sumsel).
“Di Sumsel,
KALOG tengah melakukan investasi alat berat berupa Gantry Crane (GC) dan
Conveyor sebagai upaya peningkatan kapasitas lo/lo batubara dari 2 juta
ton/tahun menjadi 8 juta ton/tahun,” ujar Budi.
Lebih lanjut,
menanggapi peluang bisnis batubara, KALOG telah membentuk anak perusahaan
melalui joint venture di Srengsem, Lampung berupa Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dengan
nama PT TBIS.
Dengan TUKS
tersebut memungkinkan KALOG untuk melakukan bisnis loading unloading batubara
dengan kapasitas 20 juta ton per tahun.
Sementara TUKS tersebut ditargetkan akan beroperasi pada 2018.
“Saya ingin
memberikan sesuatu untuk penerus saya,” kata Budi. Perkiraan Budi jika tidak
ada hambatan yang berarti, tahun 2017 laba KALOG akan luar biasa. Investasi itu
harus dilakukan secara tepat dan benar. “Jika melakukan investasi sekarang,
hasilnya itu baru terlihat 1 tahun berikutnya,” tutupnya.
Senang Berinovasi Hingga Mendapatkan
Penghargaan dari Presiden
Di kala
senggang, Budi memiliki kebiasaan untuk mencari ide inovasi untuk mengembangkan
bisnis perusahaan. Ketika masih menjabat sebagai Wastek di Cirebon tahun 1989
ada kejadian seorang juru periksa jalan yang meninggal tertabrak kereta.
“Saya melihat
alat-alat kerja almarhum, dan ternyata alat-alat tersebut cukup banyak dan
sangat berat. Ia harus memikulnya ketika setiap melakukan pemeriksaan,” ujar
Budi. Saat itu terdapat banyak variasi jenis rel, alat penambat, dan alat
pasang.
Budi
berinovasi untuk membuat penambat rel yang dapat digunakan untuk berbagai jenis
rel. “Saya ingin menciptakan penambat itu pokoknya bisa dipakai di semua jenis
rel dengan mudah,” kata Budi. Setelah uji coba yang cukup lama dibantu oleh
Wika dan Pindad, Budi berhasil menciptakan inovasi KA-Clip.
"Paten
KA-Clip bukan atas nama saya karena dari awal saya serahkan kepada PT KA,"
kata suami Windarti ini. Karena inovasi
KA-Clip ini, ia berhasil meraih Penghargaan Teknik Industri Kreasi
Indonesia 2003 dari Presiden Megawati Soekarnoputri.
CURRICULUM
VITAE
NAMA : BUDI NOVIANTORO
NIPP/NIP : 37198 / 120141420
TTL : Bojonegoro, 17 November 1960
RIWAYAT
JABATAN
• Diperbantukan di PT KA Logistik
sebagai Direktur Utama - 2014 s/d sekarang.
• EVP Freight Marketing & Sales -
2013
• EVP Subsidiary Development - 2013
• EVP Strategic Planning And Business
Development - 2012
• EVP Divre 3 Sumsel - 2010
• EVP Perencanaan Strategik Dan
Pengembangan Bisnis - 2009
• Kepala Proyek Prasarana KA Lintas
Utara Cirebon - 1998
• Pimpro Pengembangan Prasarana KA Jawa
Barat Jakarta - 1997
• Pimpro Pengembangan Prasarana KA
Jabar - 1995
• Kepala Seksi Jalan Rel Dan Bangunan
Daop 2 - 1991
• Calon Pegawai – 1986.
Sumber :
CorComm PT KALOG / Foto : Adjeng Putri.
[English Free
Translation]
PT Kereta Api
Logistik (KALOG) as a subsidiary of PT Kereta Api Indonesia (Persero), to
innovate continuously to improve its earnings. Under the leadership of Budi
Noviantoro as President Director, KALOG is currently investing and innovating
to achieve its targets. YES, WE CAN !
No comments:
Post a Comment