JAKARTA: Keberhasilan
PT KAI tak lepas dari peran Edi Sukmoro
sebagai Managing Director of Land &
Building Assets pada kepemimpinan Ignasius
Jonan pada periode lalu.
Atas prestasi
dan kinerjanya itu, tak heran jika kemudian ia didapuk sebagai Dirut PT KAI sejak Oktober 2014. Kini
di bawah kepemimpinannya, PT KAI masih terus berbenah, antara lain meningkatkan
pelayanan kereta api, serta melengkapi sarana kereta api luar Pulau Jawa,
seperti Sumatera.
Beberapa
langkah strategis yang akan dilakukan PT KAI antara lain rencana pengembangan
sarana dan prasarana kereta api di Sumatera dengan dana yang dikucurkan
pemerintah dari Penyertaan Modal Negara
(PMN) untuk beberapa BUMN, antara lain untuk PT KAI sebanyak 2 triliun rupiah.
Kereta api
jalur Sumatera memang belum memadai seperti Pulau Jawa. Untuk itu, PT KAI akan
membenahi jalur tersebut agar bisa tersambung mulai dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung hingga Banda Aceh.
“Ini nantinya
akan membuka peluang. Misalkan angkutan barang di Sumatera yang tadinya
tersendat di Riau atau Pekanbaru, nanti akan mengalir. Untuk penumpang, juga
aka nada pilihan lain selain angkutan darat atau pesawat terbang. Kalau mau ke
Sumatera, naik kapal, turun di Bakauheni, lanjut naik kereta bisa sampai Banda
Aceh. Nanti akan seperti itu,” terang Edi penuh semangat. Sementara untuk Pulau
Jawa, Edi lebih fokus pada peningkatan pelayanan kereta api.
Keberhasilan
kereta api Indonesia saat ini memang patut diacungi jempol. Lihat saja keamanan
dan kenyamanan baik di stasiun maupun selama perjalanan dengan kereta api yang
semakin terasa, serta sistem pembelian tiket yang praktis dan transparan.
Semuanya dirasakan betul oleh masyarakat Indonesia dari semua kalangan, dan
kereta api pun semakin dicintai masyarakat.
Pembelian
tiket kereta api kini juga tersistem rapi dan transparan. Kemudahan pembelian
tiket tersebut otomatis mengurangi atau bahkan tidak ada lagi celah untuk para
calo beraksi. Apalagi, tiket kereta api harus sesuai dengan nama dan nomor
identitas sesuai kartu identitas penumpang. Meski begitu, diakui Edi, pada
saat-saat tertentu khususnya saat pembelian tiket membludak, seperti hari
Lebaran atau libur tahun baru, tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran joki masih
dibutuhkan beberapa pihak.
“Tolong
bedakan antara calo dan joki. Calo itu kalau dia beli tiket dengan uang pribadi
kemudian ia jual kembali dengan harga berkali-kali lipat. Nah kalau sekarang
calo sudah tidak ada, apalagi tiket harus sesuai dengan identitas, saat
boarding bisa tertahan, tidak bisa masuk. Tapi yang sering kita jumpai sekarang
adalah joki. Dia membantu membelikan tiket untuk penumpang dengan identitas
resmi penumpang. Joki yang menunggu jika ada tiket lepas sampai ia
mendapatkannya, kemudian ia dikasih ongkos sekadarnya,” Edi menegaskan.
Kemajuan dan
perkembangan yang terjadi pada PT KAI beberapa tahun terakhir ini, juga menjadi
salah satu contoh yang diraih dengan kerja keras. Edi menggambarkan bahwa
seluruh tim di PT KAI telah bekerja keras mulai dari staf paling bawah. Maka,
PT KAI pun memberikan reward yang membangun kepada pegawai yang berprestasi.
Bahkan tak tanggung-tanggung, PT KAI menyediakan training hingga ke luar
negeri, seperti China, bagi pegawai PT KAI dari segala lapisan tanpa membedakan
jabatan.
Menurutnya,
dengan begitu semua tim di PT KAI mampu bergerak maju bersama-sama membangun
serta meningkatkan pelayanan kereta api Indonesia.
Sumber : MEN’S
OBSESSION - edisi Mei 2015 / Kredit Foto : BUMN Insight..
[English Free
Translation]
An article
containing profile the Director of PT Kereta Api Indonesia (Persero), Edi Sukmoro
in the Men's Obsession magazine, May 2015 edition. Happy reading and hopefully
useful.
No comments:
Post a Comment