JAKARTA: PT Kereta Api Logistik (KALOG) anak
perusahaan PT Kereta Api Indonesia,
membidik pengembangan usaha di Sumatera
Selatan dan Lampung dengan
mengoperasikan Pelabuhan Srengsem,
Lampung sebagai dry-port dengan
investasi Rp 2 trilyun.
Presiden Direktur PT KALOG, Budi
Noviantoro mengatakan
produktifitas batubara di Sumsel sangat tinggi sehingga dibutuhkan pelabuhan
khusus angkutan batubara di Pelabuhan Srengsem, Lampung.
“Kami melihat
dari margin akan sangat besar karena kami ngak ada pesaing. Dengan begitu kami
bisa mendapatkan keuntungan untuk mengembangkan bisnisnya di daerah lain”,
katanya kepada Bisnis, Jumat (05/06).
Menurutnya,
pelabuhan itu merupakan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang masih menganggur.
Oleh karena
itu, dia menegaskan pihaknya akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk
membangun kebutuhan loading unloading batubara menuju pelabuhan agar diangkut
langsung oleh kapal.
Saat ini,
pihaknya mengoperasikan 4 (empat) bidang
yakni jasa kurir, angkutan semen, peti
kemas dan loading unloading (LO/LO)
batubara.
“Saat ini,
sudah ada satu gantry crane (GC)
yang kami disain sendiri untuk mengangkut batubara langsung dari kereta. Kalau
sekarang kan masih manual. Baru satu GC, rencananya dua. Satu lagi
mudah-mudahan juli ini sudah datang,” ucapnya.
Dia telah
membidik beberapa perusahaan yang sudah bekerjasama untuk menggunakan jasa PT
KALOG.
“Kira-kira
nanti akan kita kelola pastinya 20 juta
ton yang pasti akan bertambah. Dari jumlah itu saja tentunya keuntungannya
sudah terlihat,” paparnya.
Dia juga akan
membangun jalur KA yang bisa langsung masuk ke pelabuhan dan memudahkan
pengangkutan batubara hingga masuk ke kapal.
“Kami akan
membangun jalur short-cut dari Kertapati
yang bisa memotong hingga 100 km,
yang tadinya 409 km jadi 309 km melalui beberapa stasiun di
Sumatera Selatan yang akan masuk ke Lampung,” katanya.
TAHUN DEPAN
Dia
menargetkan pelabuhan tersebut dapat beroperasi tahun depan. Saat ini, pihaknya
masih memenuhi prosedur dengan membuat analisis
dampak lingkungan (AMDAL) yang ditargetkan selesai September 2015. Setelah itu, PT KALOG akan langsung mengurus izin.
“Keuntungan
ya US$70 juta lebih pasti itu,”
katanya.
Dengan
mendapat keuntungan, imbuhnya, PT KALOG dapat mengembangkan bisnis angkutan
semennya yang besar di Pulau Jawa.
“Sekarang kan
pesaingnya banyak seperti angkutan darat lain. Saat ini sih kami angkut masih
kurang normal, kami targetkan nanti angkutan semen bisa naik,” imbuhnya.
Pada kuartal
I/2015 Budi memaparkan pendapatan perusahaannya mengalami penurunan hingga 4 % yang
juga merupakan akibat dari turunnya perekonomian dunia.
“Mei kemarin
sih sudah terlihat kenaikan lagi, ya yang biasanya bisa dapat Rp 1 milyar tiga
bulan ke belakang hanya Rp 800 juta,” bebernya.
Untuk
angkutan kontainer, Budi belum akan mengembangkan usaha di bidang tersebut
karena banyaknya polemik dan kecilnya keuntungan dari bisnis itu. “Kalau peti
kemas ya ikuti saja dulu lah,” tegasnya.
Sumber :
Bisnis Indonesia, 09.06.15.
[English Free
Translation]
PT Kereta Api
Logistik (KALOG) a subsidiary of PT Kereta Api Indonesia, aiming for business
development in South Sumatera and Lampung with operating the Port of Srengsem,
Lampung as dry-port with an investment of Rp 2 trillion.
No comments:
Post a Comment