JAKARTA, KOMPAS – Upaya mengatasi ancaman
kelumpuhan jalur logistik nasional terus dilakukan berbagai pihak. Salah
satunya dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia untuk
mengamankan jalur distribusi logistik di tengah hantaman banjir hebat di jalur
utara Jawa dengan memanfaatkan lokomotif lama berpenggerak hidrolik.
Dengan menggunakan lokomotif tersebut,
perjalanan kereta, yang ditarik secara estafet, tetap dapat dilakukan di tengah
banjir setinggi 20 sentimeter. Menurut Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono,
Kamis (23/1) di Jakarta, dengan memakai lokomotif lama itu arus distribusi
logistik dari Jawa Tengah dan Jawa Timur menuju Jakarta dan sebaliknya tetap
bisa dijalankan. Arus angkutan peti kemas yang berisi aneka barang kelontong;
kereta semen, pupuk, paket, dan bahan bakar menjadi tidak terganggu.
“Meskipun ada keterlambatan waktu tiba
sekitar satu jam, yang pasti perjalanan kereta api menjadi tidak terganggu,”
kata Sugeng.
Banjir yang menggenangi beberapa stasiun dan
lintasan kereta di beberapa wilayah di Jabodetabek menyebabkan antrean kereta
yang cukup panjang. Sebab, untuk menghindari risiko kerusakan ataupun hal yang
membahayakan, system persinyalan yang peka terhadap air terpaksa dimatikan
sehingga beberapa perjalanan dinonaktifkan.
Bahkan, Sabtu pekan lalu, PT KAI terpaksa
menghentikan perjalanan kereta batubara dari arah Merak karena lintasan di
Tenjo, Maja, keropos terendam banjir. Selama dua hari itu sebanyak 5,6 juta ton
batubara tidak terangkut. Namun, sejak Senin, tumpukan batubara tersebut sudah
terangkut.
Sumber : Kompas, 24.01.14.
[English Free Translation]
An efforts to address the threat of paralysis
of the national supply chains continue to be a variety of all parties. One was
conducted by PT Kereta Api Indonesia to secure the logistics distribution lines
in the middle of a great flood hit in the northbound lane (pantai utara or
pantura) of Java by utilizing old hydraulic locomotive.
No comments:
Post a Comment