PALEMBANG –
Diam-diam Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel telah menyiapkan wacana
membangun terowongan bawah tanah (tunnel).
Ide tersebut muncul
karena berbagai kendala dalam upaya mewujudkan pembangunan Jembatan Musi 3.
Nah, tunnel dianggap alternatif yang cocok untuk memecah
kemacetan lalu lintas Seberang Ulu dan Ilir serta Jembatan Ampera. Apalagi,
desain Jembatan Musi 3 yang sudah dibuat masih dipersoalkan ketinggiannya
karena dianggap menyulitkan kapal untuk merapat ke kawasan Boombaru.
“Jika dilihat dari ketinggiannya (Musi 3), memang sulit
diwujudkan. Jadi untuk jembatan ini, akan cenderung diubah menjadi tunnel,”
ucap Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) Provinsi Sumsel, Ir
Rizal Abdullah Dipl MT, di Griya Agung, Selasa (1/10).
Diakui Rizal, wacana itu sudah pernah dibicarakan bersama
dengan pihak terkait, yakni Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN)
Wilayah III. Namun, ia belum dapat memastikan apakah wacana ini akan menjadi
pilihan akhir.
“Masih belum begitu fix. Bisa saja tetap dengan membangun
Jembatan Musi 3,” ungkap pria yang juga Kepala Dinas PU Cipta Karya (PU CK)
Sumsel ini. Jika kepastian pembangunan tunnel sudah fix, maka lokasinya akan
tetap berada pada titik awal yang semula akan dibangun Jembatan Musi 3.
Banyak faktor yang melandasi lahirnya wacana ini. Pertama,
soal biaya. Pembangunan tunnel dianggap lebih “bersahabat” ketimbang
membangun Musi 3 dengan desain yang telah disiapkan. Sumsel juga tidak perlu
bingung mencari investastor untuk membangun terowongan bawah tanah ini.
“Waktu pengerjaan konstruksi tunnel juga tergolong lebih
singkat dibanding membangun Jembatan Musi 3,” jelas Rizal. Ditambahkan
Sekretaris Dinas PU BM Sumsel, Basyarudin Akhmad, pembangunan tunnel
merupakan solusi terbaik untuk mengatasi kendala Jembatan Musi 3 yang hingga
saat ini belum menunjukkan tanda dapat direalisasikan.
“Tunnel dan Jembatan Musi 3 ada kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Tapi untuk tunnel, itu saya rasa lebih tepat. Selain biayanya
lebih murah, dengan membangun tunnel, maka permasalahan kapal besar yang
harus merapat ke Boombaru terselesaikan,” bebernya.
Pasalnya, dalam detail engineering design (DED) yang telah
disusun, Jembatan Musi 3 memiliki ketinggian 52 meter. Namun, Pelindo menilai
ketinggian ini belum memadai. Dibutuhkan tinggi sekitar 70 meter agar
kapal-kapal besar dapat melalui alur pelayaran dan merapat ke dermaga bongkar
muat.
Sebelumnya, Kepala BBPJN Wilayah III, Bastian Sihombing mengatakan, perlu waktu panjang untuk melakukan pengkajian pembangunan Jembatan Musi 3. Apalagi, biaya yang harus dikeluarkan tergolong cukup besar meskipun sumber dananya sekelas APBN.
“Jika tetap membangun Jembatan Musi 3, maka diperlukan dana
sekitar Rp6 triliun. Saat ini kami masih proses pengkajian untuk
pembangunannya. Besarnya biaya yang dibutuhkan dikarenakan ketinggian Musi 3
di atas 50 meter agar dapat dilalui kapal besar,” tukasnya. (rip/ce4/dom)
|
Sumber : Sumatera Ekspres, 01.10.13.
[English Free Translation]
Secretly Provincial Government of South Sumatera has prepared
discourse to build underground tunnels. The idea came because of various
obstacles in efforts to achieve development Musi Bridge 3.
No comments:
Post a Comment