TEMPO.CO, Jakarta -- Ignasius Jonan, Direktur Utama PT Kereta Api
Indonesia, masih terkenang pertemuannya dengan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Purnama alias Ahok, Senin lalu.
Ceritanya, dia menyambangi Balai Kota untuk bertemu Jokowi-Ahok dan Deputi
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Sarwo Handayani.
Di pertemuan itu, Ahok malah mempromosikan Jonan menjadi menteri buat Jokowi jika sang gubernur menjadi presiden kelak. "Ahok ngomong tiga kali, 'kalau Anda jadi presiden, ini jadi Menhub (menteri perhubungan) saja'," kata Jonan mengutip Ahok, dalam bedah buku Jonan & Evolusi Kereta Api Indonesia di Erasmus Huis, Pusat Kebudayaan Belanda, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 9 Oktober 2013 malam. (Baca: Nama Jonan Identik dengan Transformasi di KAI)
Ketika Ahok mempromosikan Jonan untuk keempat kalinya, Jonan buka suara. "Saya bilang, belum tentu saya mau. Cari yang lain saja." Namun belakangan Jonan menambahkan, "Nanti kalau enggak ada yang mau, kasih ke saya," kata dia disambut tawa ratusan hadirin peserta bedah buku.
Jonan mengaku tidak suka publikasi. "Enggak enak, nanti dimasukin koran, kebebasan saya terampas," kata pria yang pernah mengeyam pendidikan di Harvard Kennedy School of Government ini.
Menurut dia pula, jabatan publik tidak boleh diupayakan, melainkan dianggap sebagai amanah. Dia ingin dipercaya karena kompetensi, bukan popularitas. Bagi Jonan, dia tidak perlu populer karena bukan peserta pemilihan kepala daerah ataupun pemilihan presiden.
Masa jabatan Jonan sebagai Dirut KAI memang akan berakhir Februari 2014 mendatang. Namun, ayah dua putri yang mulai bertugas sejak awal 2009 itu mengaku belum tahu "stasiun" terakhir kariernya. "Saya enggak tahu. Ikut Gusti Allah saja."
Di pertemuan itu, Ahok malah mempromosikan Jonan menjadi menteri buat Jokowi jika sang gubernur menjadi presiden kelak. "Ahok ngomong tiga kali, 'kalau Anda jadi presiden, ini jadi Menhub (menteri perhubungan) saja'," kata Jonan mengutip Ahok, dalam bedah buku Jonan & Evolusi Kereta Api Indonesia di Erasmus Huis, Pusat Kebudayaan Belanda, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 9 Oktober 2013 malam. (Baca: Nama Jonan Identik dengan Transformasi di KAI)
Ketika Ahok mempromosikan Jonan untuk keempat kalinya, Jonan buka suara. "Saya bilang, belum tentu saya mau. Cari yang lain saja." Namun belakangan Jonan menambahkan, "Nanti kalau enggak ada yang mau, kasih ke saya," kata dia disambut tawa ratusan hadirin peserta bedah buku.
Jonan mengaku tidak suka publikasi. "Enggak enak, nanti dimasukin koran, kebebasan saya terampas," kata pria yang pernah mengeyam pendidikan di Harvard Kennedy School of Government ini.
Menurut dia pula, jabatan publik tidak boleh diupayakan, melainkan dianggap sebagai amanah. Dia ingin dipercaya karena kompetensi, bukan popularitas. Bagi Jonan, dia tidak perlu populer karena bukan peserta pemilihan kepala daerah ataupun pemilihan presiden.
Masa jabatan Jonan sebagai Dirut KAI memang akan berakhir Februari 2014 mendatang. Namun, ayah dua putri yang mulai bertugas sejak awal 2009 itu mengaku belum tahu "stasiun" terakhir kariernya. "Saya enggak tahu. Ikut Gusti Allah saja."
Sumber : Tempo, 10.10.13.
[English Free Translation]
Ignasius Jonan, President
Director of PT Kereta Api Indonesia, still remembering his meeting with the
Governor and Vice Governor of Jakarta, Joko Widodo and Basuki Purnama alias
Ahok, last Monday. Jonan choose to be a minister if Jokowi elected as a new
(candidate for) president – Ahok said.