SRIPOKU.COM, PALEMBANG -
Ratusan pelamar memadati Klinik Utama PT KAI (Persero) Sub Divre 3.1 Kertapati
Jl Kiai Marogan, Selasa (24/9/2013). Kebanyakan para pelamar terpaksa balik
kanan lantaran mengetahui dirinya belum mengisi login di website yang telah
disediakan. Ada juga lantaran sekadar terlebih dahulu ingin makan tidak tahan
antrean.
Saking panjangnya antrean pelamar dan parkir kendaraan bermotor memakan sebagian jalan menuju stasiun hingga membuat pengendara dari arah Terminal Karya Jaya memperlambat laju kendaraan.
Bahkan para pelamar mengaku untuk mendapatkan antrean urutan terdepan terpaksa harus datang sejak pukul 05.00 subuh.
"Kita tadinya antrean ikut tes Perumka yang dibuka sejak kemaren hingga 30 September nanti. Harus tes kesehatan di klinik. Itu tadi ramai, kami belum kebagian nomor antrean. Sejak pembukaan pertama. Dari kemarin itu antrean ada yang sejak pukul 05.00 subuh sampai sore. Sekarang ini kami cari makan dulu, lapar. Di sini cuma mau tes kesehatan, kitanya belum. Mesti di klinik ini nian. Kami semua dari Tanjungenim," kata enam gadis belia kompak yang enggan menyebutkan namanya.
Lain halnya dengan Alya dan dua rekannya asal Palembang, mereka tetap tegar ikut antrean meski hingga sampai ke luar pagar Klinik PT KAI Kertapati. "Yang ikut kayaknya ribuan. Kalau dibilang optimis, dicoba aja. Yakin, berdoa yang terbaik. Kami ini alumni SMA Muhammadiyah 1 ikut unit pelayanan di PT KAI," kata Alya.
Marcel, salah seorang pelamar juga berusaha antrean mengaku untuk mendaftar formasi komputer.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi terbesar di Indonesia, yang mengutamakan profesionalisme dan kinerja, memberikan kesempatan kepada putra-putri terbaik Indonesia untuk berkarier di beberapa formasi operasional, pemeliharaan dan administrasi.
Sumber : Sriwijaya Post,
24.09.13.
[English Free Translation]
Hundreds of applicants
thronged Clinic of PT Kereta Api Indonesia (Persero) regional division 3.1
Kertapati at Jl Ki Merogan, Tuesday (24/09/2013). Most of the applicants were
forced to go home because he knows not filled log in the website provided.
No comments:
Post a Comment