TEMPO.CO , Samarinda: Pengoperasian kereta api di Kalimantan
Timur bersama PT Kereta Api Borneo (anak perusahaan Russian Railways)
diperkirakan mulai 2019. Pembangunan dengan total investasi mencapai Rp 20
triliun ini kini dalam tahap penyelesaian perijinan dan akan
dilanjutkan survei lokasi pada September 2014 mendatang.
"Berdasarkan jadwal pembangunannya mulai 2016 nanti
dan beroperasi pada 2019, sekarang kami sedang tahap penyelesaian administrasi
dan masih berjalan pemetaan sosial," kata Manajer Eksternal PT Kereta Api
Borneo, Ari Nauval Iskandar kepada wartawan di Hotel Bumi Senyiur
Samarinda, Rabu, 13 Agustus 2014.
Pembangunan rel kereta api di Kalimantan Timur
menghubungkan tiga daerah, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Penajam
Paser Utara dan Kota Balikapapan. Diperkirakan panjang
rel yang akan dibangun sepanjang 203 kilometer.
Dia menyatakan kereta api yang akan dibangun nantinya
untuk tahap awal untuk pengangkutan batubara dari Kutai Barat dan berakhir di
pantai Kota Balikpapan. Tapi kata dia seiring waktu rel kereta api tersebut
bisa digunakan untuk mengangkut asil bumi lain seperti sayuran dan tak menutup
kemungkinan untuk mengangkut orang.
Survei yang akan berjalan dikatakan untuk menentukan
titik-titik pijak yang secara teknis cukup menahan beban kereta api nantinya.
Tapi saat ini PT KAB sudah memiliki jalur alternatif yang lokasinya tak jauh
dari lokasi yang bakal di survei nantinya.
Sebagai tenaga kerja dalam pembangunan fisik nanti, PT
KAB akan mengutamakan tenaga kerja lokal termasuk untuk posisi strategis. Dalam
perencanaan yang sudah ada, PT KAB akan mengirimkan sedikitnya 50 orang lokal
untuk menuntut ilmu di Rusia.
"Kami akan menyekolahkan mereka di tiga universitas
di Rusia, sehingga sekembalinya mereka sudah bertitel master," kata dia.
Sementara itu Sa'bani Asisten Sekretariat Provinsi
Kalimantan Timur Bidang Ekonomi dan Pembangunan menyatakan progres
investasi rel kereta api sudah sesuai dengan jadwal. Pemerintah kata dia sangat
mendukung penuh investasi ini dengan menyelesaikan segera semua urusan
administrasi di tingkat lokal.
"Tapi kan mereka harus berurusan dengan pemerintah
pusat, dan itu yang tidak bisa kami intervensi," kata dia.
Menurut dia sejauh ini soal investasi rel kereta api
belum menimbulkan gejolak sosial di tingkat masyarakat lokal.
Pembangunan rel kereta api di Kalimantan Timur selain
jalur tersebut ada jalur lain yakni menguhubungkan Kabupaten Kutai Timur dan
Kutai Kartanegara. Investasi ini dikucurkan Ras Al-Khaimah asal Uni
Emirate Arab dengan nilai investasi USD 1 miliar dengan panjang lintas
mencapai 135 kilometer.
Sumber : Tempo, 14.08.14 / Kredit Foto : Antara.
[English Free Translation]
Train operation in East Kalimantan, together with PT
Kereta Api Borneo (a subsidiary of Russian Railways) is expected to begin 2019
with a total investment of Rp 20 trillion. The project is currently being finalized and will be
continued licensing site survey in September 2014.
No comments:
Post a Comment