Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api
Indonesia membangun jalur ganda (double track) kereta api lintas Tanjung Enim,
Kabupaten Muara Enim menuju Pelabuhan Tarahan, Lampung sepanjang 165 kilometer
yang diharapkan beroperasi pada 2015.
Vice President Public Relation Kereta Api Indonesia Sugeng Priyono
menuturkan pembangunan ini untuk memperlancar proses pengangkutan batu bara.
"Potensi
batubara yang bisa diangkut mencapai 45 juta ton," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu
(12/3/2014).
Total investasi untuk pembangunan jalur tersebut mencapai Rp1,5
triliun yang bersumber dari internal PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Sugeng menjelaskan pembangunan jalur ganda dibagi dalam beberapa
jalur.
Untuk jalur Tanjung Enim-Prabumulih sepanjang 60 km, saat ini
pengerjaanya sudah dimulai dan ditargetkan selesai akhir tahun 2014.
Di jalur tersebut juga akan dibangun pula 10 petak jalan.
Menurutnya jalur Tanjung Enim -Prabumulih terdapat jalur Nira-X6
sepanjang 20 km yang sudah beroperasi sejak 2012.
Alhasil KAI akan menambah jalur dari X6 - Tanjung Rambang
sepanjang 12 km yang ditargetkan selesai pada semester dua 2014.
Jalur lainnya adalah Giham - Cempaka sepanjang 70 km yang
pembangunannya dibagi dua tahap.
Tahap I antara Gihan dan Negeri Agung sepanjang 25 km ditargetkan
pertengahan tahun ini selesai.
Dilanjutkan dengan jalur Negeri Agung - Cempaka 45 km.
Terakhir jalur Sukamenati - Tarahan sepanjang 3 km masih dalam
proses tender dan diharapkan April 2015 sudah bisa selesai.
Menurut Sugeng, total ada 15 stasiun baru dibangun disepanjang
jalur Tanjung Enim - Tarahan.
"Lima stasiun sudah beroperasi, sisanya Agustus-September
tahun ini," jelasnya.
Selain membangun jalur ganda, pihak KAI juga melakukan pembenahan
depo lokomotif dan perbaikan gerbang.
Sumber : Bisnis Indonesia, 13.03.14.
[English Free Translation]
PT Kereta Api Indonesia to
build a double track railway traffic Tanjung Enim to Tarahan, Lampung along the
165 kilometers that are expected to operate in 2015. Vice President of Public Relations Indonesian
Railways (PT KAI) Sugeng Priyono said this development to expedite the process
of transporting coal.