SRIPOKU.COM, LAHAT - Ribuan warga yang berada di
Kecamatan Merapi Selatan Kabupaten Lahat mengeluhkan kondisi jalan akses keluar
yang terus bertambah parah. Aspal jalan mengelupas dan lubang menganga akibat
dari aktivitas angkutan truk batubara yang keluar masuk area tambang. Parahnya
hingga bertahun-tahun tak kunjung dilakukan perbaikan secara menyeluruh, hanya
tambal sulam yang dalam waktu singkat kembali rusak.
Pantauan Sripoku.com, Minggu (10/11/2013), jalan akses menuju Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat memang sudah babak belur. Kondisi jalan sejauh lebih dari 10 Km yang menghubungkan 10 desa, rusak parah hampir di semua titik. Aspal jalan tak hanya retak, namun sudah banyak yang terbelah menjadi beberapa bagian sehingga ada puluhan lubang bertebaran dengan diameter cukup lebar. Bahkan hampir semua badan jalan sudah hilang, karena aspal ada yang terkelupas. Hingga tanah di bagian bawah terlihat jelas, serta permukaannya sudah bergelombang.
Pengendara yang melintas di atasnya pun hanya bisa melaju pelan, dan kendaraan berguncang serta melompat-lompat seperti naik kuda. Sementara saat di guyur hujan kondisi jalan penuh lumpur, dan banyak genangan air.
Menurut warga rusaknya jalan tersebut, sudah terjadi bertahun-tahun. Sebelumnya kondisi aspal jalan masih terbilang bagus, meski banyak terdapat lubang dan jalan yang retak. Namun kondisinya semakin bertambah parah setelah beroperasinya sejulah perusahaan tambang batu bara, yang menggunakannya sebagai jalur distribusi mengangkut hasil tambang keluar.
Saat itu mereka sangat marah, karena kondisi jalan babak belur. Setelah perdebatan sengit, pihak perusahaan baru mau membangun jalan sendiri. Namun mereka enggan memperbaiki jalan yang sudah rusak, dengan mengeluarkan berbagai alasan. Memang beberapa kilometer sudah ada yang diaspal, namun itu hanya sebagian kecil saja hingga sama sekali tidak berpengaruh. Mereka mengaku sudah malas untuk berharap, agar kondisi jalan akses menuju luar Kecamatan tersebut bisa mulus. Usul sudah sering dilakukan, baik ke DPRD Kabupaten Lahat atau pun Pemkab Lahat. Termasuk melakukan aksi unjuk rasa ke perusahaan tambang, dengan mendatangi kantor operasional. Namun hingga kini perbaikan dilakukan seadanya, padahal mereka memiliki andil merusak jalan.
"Ini jalan akses paling dekat, untuk keluar kecamatan. Kalau masih parah seperti ini, wanita hamil pun bisa melahirkan di perjalanan," keluh Sapriadi (38), warga Desa Geramat Kecamatan Merapi Selatan.
Bupati Lahat Saifudin Aswari mengaku terus memonitor perkembangan perbaikan jalan, menuju Kecamatan Merapi Selatan. Beberapa waktu lalu ia sudah mengintruksikan agar semua perusahaan tambang batubara yang menggunakan jalan tersebut, agar segera melakukan perbaikan. Bagi yang tidak mematuhi maka tidak diperkenankan melintas, dan pihak PU Bina Marga serta Dishubkominfo akan melakukan pengawasan.
"Sebagian sudah dilakukan pengaspalan, namun memang belum menyeluruh. Saya akan terus memantau," ujar Aswari. (mg10)
Sumber : Sriwijaya Post, 10.11.13.
[English Free Translation]
Thousands of residents in the District of Merapi Selatan, Lahat complained
about the condition of the exit road access becoming worse. Asphalt road condition
and gaping holes caused by flaking of coal trucking activity in and out of the
mining area. Over the years never be improved.
No comments:
Post a Comment