KAWASAN dataran tinggi Sumatera Selatan, di kaki Bukit Barisan Sumatera,
telah dihuni manusia ribuan tahun lalu.
Temuan tim peneliti di Gua Harimau, Desa Padangbindu, Kecamatan
Semidangaji, Ogan Komering Ulu, menyimpulkan temuan kerangka manusia
berusia 3000 tahun membuktikan bahwa di Sumsel perdaban manusia sudah ada jauh
sebelum masa keemasan Kerajaan Sriwijaya.
Balai Arkeologi (Balar) Palembang yang meliputi wilayah kerja Sumsel, Jambi
dan Bangka-Belitung menyelenggarakan seminar bertema "Introspeksi dan
Restrospeksi Pengelolaan Benda Cagar Budaya di Sumaterta Bagian
Selatan".
Pertemuan melibatkan para arkeolog yang tergabung dalam Ikatan Ahli Arkeologi
Indonesia (IAAI), diselenggarakan dalam rangka 100 Tahun Hari Purbakala
Indonesia.
Kepala Balar Palembang, Drs Nurhadi Rangkuti MSi, menyimpulkan dari
berbagai survei dan penelitian bahwa kehidupan di wilayah ini sduah berlangsung
lama.
Bukti-bukti kelangsungan hidup nomaden sudah ada lebih dulu, kemudian
berangsur berganti dengan kehidupan menetap.
Awal kehidupan menetap, diawali upaya manusia memanfaatkan cerukan bumi
berupa gua yang berada di sekitar sungai.
Beberapa gua di Sumsel, seperti di desa Padangbindu, OKU yakni Gua
Pondok Selabe, Pandan, Karang Pelaluan, Karang Beringin, Gua Harimau serta Gua
Putri, telah dilakukan penelitian secara intensif baik secara survei maupun
penggalian yang dilakukan Balar Palembang dan Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional Jakarta sejak tahun 2004 hingga 2013.
Hasil-hasil temuan, diantaranya peralatan terbuat dari batu seperti kapak
perimbas, kapak penetak, kapak genggam, serpih dari batu obsidian, rijang,
maupun batu pukul dan batu pelandas dari batu andesit.
Di kawasan ini ditemukan fragmen tulang hewan yang terbakar, kerang,
fragmen gerabah polos dan berhias serta fragmen rangka serta tengkorak manusia.
Penelitian gua terakhir dilakukan oleh Puslit Arkenas tahun 2013 di Gua
Harimau, membuktikan bahwa adanya sejarah hunian gua yang sangat panjang dari
masa pre-neolitik sampai neolitik awal.
Temuan lain, di daerah hulu Sungai Musi, di lereng dan kaki bukit Bukit
Barisan, tidak hanya ditemukan sisa hunian masa paleolitik dan neolitik saja,
di dataran tinggi Pasemah diperoleh petunjuk tinggalan budaya masa lampau yang
sudah jauh berkembang pada tingkat yang lebih kompleks seperti pada beberapa
situs yang berada di kota Pagaralam dan Lahat.
Hasil survei yang dilakukan tim dari Balar Palembang pada tahun 1996, ditemukan
beberapa situs megalitik yang menyimpan tinggalan berupa arca hewan dan
manusia, dolmen, kursi batu, menhir, bilik batu, lumping batu, lesung batu,
batu dakon, bilik batu, pahatan batu cadas, lukisan batu dan tetralith.
Situs-situs yang banyak mempunyai tinggalan megalitik antara lain: Tegur
Wangi, situs Gunung Kaya, Situs Kotaraya-Lembak, situs Pulau-Panggung,
situs Tinggihari, situs Pulaupinang, dan situs Muarapinang.
Sebaran megalitik di Dataran Tinggi Pasemah, saat menjadi temuan kawasan taman
megalitik tersebar dalam satu kawasan yang meliputi Kabupaaten Lahat dan kota
Pagaralam.
Balar Palembang merupakan unit pelayanan teknis di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaann yang mempunyai wilayah kerja Sumsel, Jambi, Bengkulu
dan Bangka-Belitung.
Balar berdiri sejak tahun 1993 di bawah koordinasi Puslit Arkenas. Balai
yang sebelumnya berinduk pada Depdikbud, kemudian berpindah ke Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata.
Tahun 2011 Balar Palembang kembali berpindah induk awal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kembalinya kebudayaan dengan pendidikan ini terjadi pula perubahan terhadap
paradigma kebudayaan yang sebelumnya berbasis pada pariwisata, kini berbasis
pada pendidikan serta kebudayaan sebagai jati diri bangsa.
Sumber : Sriwijaya Post, 17.06.13.
[English Free Translation]
Highland areas of South
Sumatera, at the foot of Bukit Barisan, has been inhabited by humans thousands
of years ago. The findings of the research team at the Gua Harimau (Tiger
Cave), Padangbindu village, Semidangaji District, Ogan Komering Ulu, the
findings concluded 3000 year old human skeleton in South Sumatera prove that
human civilization existed long before the golden age of the kingdom of
Srivijaya.
No comments:
Post a Comment