Jakarta, CNN Indonesia -- Stasiun Pulau Air (Pulo Aie), di
Kota Padang, Sumatera Barat yang merupakan stasiun tertua di Ranah Minang
kembali beroperasi setelah "mati suri" selama 44 tahun sejak
1977.
"Hari ini stasiun ini beroperasi kembali. Kereta
Minangkabau Ekspress yang semula melayani rute Bandara Internasional
Minangkabau (BIM)-Padang diperpanjang jadi BIM-Pulau Air," kata Kepala
Humas PT.KAI Divre II Sumbar, Ujang Rusen permana di Padang, Rabu (10/2).
Ia lanjut mengatakan, pengaktifan kembali stasiun yang
merupakan bangunan cagar budaya itu memiliki nilai strategis, karena memberikan
kemudahan bagi wisatawan yang mendarat di BIM untuk mengakses beberapa objek
wisata unggulan Kota Padang.
Destinasi seperti Kota Tua dan Marina di Pelabuhan Muaro
serta Pantai Padang sangat dekat dengan stasiun sehingga mudah diakses.
Beberapa hotel berbintang juga berada tidak jauh dari
lokasi stasiun sehingga memudahkan wisatawan yang akan menuju BIM tanpa harus
khawatir dengan kemacetan.
"Wisatawan yang ingin pergi surfing ke Mentawai juga
makin dekat mengakses kapal di Pelabuhan Muaro," katanya.
Ujang mengatakan akan ada enam keberangkatan Kereta
Minangkabau Ekspress setiap hari melalui Stasiun Pulau Air menuju BIM yang bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Tarif yang ditetapkan Rp10 ribu jika tujuan akhir adalah BIM. Sementara jika tujuan akhir stasiun sebelum BIM, maka tarif hanya Rp5 ribu.
Sejarah Stasiun Pulau Air
Lokasi Stasiun Pulau Air berada di Kota Lama Padang
tepatnya di jalan Pulau Air Kelurahan Palinggam, Padang Selatan.
Stasiun ini merupakan stasiun yang berada di ujung, sebelum
jalur menuju Pelabuhan Muaro dari percabangan Stasiun Padang.
Stasiun yang menghubungkan Kota Padang hingga Sawahlunto
ini dibangun secara bertahap pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Mengutip tulisan dari Kabar Penumpang, dibangun sekitar
1890-an, Stasiun Pulau Air merupakan stasiun dan jalur kereta api pertama yang
dibangun Belanda di Ranah Minang.
Jalur ini digunakan sebagai sarana angkut batu bara dan
penumpang dari penambangan Ombilin Kota Sawahlunto - yang kini sudah
masuk dalam daftar Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO, menuju pelabuhan Muaro
Padang dan kemudian ke Pelabuhan Emmahaven yang sekarang menjadi Pelabuhan
Teluk Bayur.
Pada masa jayanya dulu, stasiun Pulau Air memberangkatkan
kereta api sebanyak empat kali perjalanan.
Mak Itam salah satu lokomotif yang melintas. Rutenya juga
melewati Lembah Anai, air terjun indah yang berada di pinggir jalan.
Stasiun Pulau Air diketahui berhenti beroperasi tahun 1983,
tetapi jejak rel masih terlihat baik berada di dalam dan di halaman rumah
penduduk yang meramaikan kawasannya untuk pemukiman.
Sumber : ANTARA – CNN Indonesia, 11.02.21.
[English Free Translation]
Pulau Air Station (Pulo Aie), in Padang City, West Sumatera,
which is the oldest station in Ranah Minang, has resumed operations after being
"suspended" for 44 years since 1977. Alhamdulillah ...
No comments:
Post a Comment