KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Indonesian National Shipowners
Association (INSA) meminta pemerintah bergerak cepat atas kelangkaan
kontainer yang otomatis membuat kelangkaan kapal.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto
mengatakan bahwa kelangkaan kontainer merupakan effect bola dari pelambatan
arus barang karena covid-19. Karena berkurang barang yang diangkut,
operator kapal otomatis mengurangi space-nya. Di sisi lain, terjadinya lockdown
di beberapa negara juga membuat terjadinya kongesti, sehingga
pengembalian kontainer kosong atau repo terhambat.
"Pada saat kegiatan ekonomi Tiongkok mulai pulih dari
Covid-19, terjadi peningkatan permintaan space dan kontainer kapal. Karena
demand ini tinggi, sedangkan supply kontainer terhambat, terjadi hukum ekonomi,
adanya penaikan freight atau biaya angkut untuk kegiatan ekspor. Hal yang sama
terjadi pada kegiatan ekspor Indonesia. Apalagi, pandemi ini juga berdampak
pada penurunan volume impor," kata dia ke KONTAN, Jumat (19/2).
Kata dia, dinamika tersebut memang sudah sering terjadi di
dalam dunia shipping. Maka dari itu, pihaknya juga beberapa kali telah
mengusulkan kepada pemerintah agar eksportir bisa berbisnis.
"Beberapa usulan kami misalnya, eksportir lakukan long
term forecast, pemberian fasilitas mempersingkat waktu freetime demurrage untuk
peti kemas impor, perubahan tipe kontainer untuk ekspor dan relaksasi biaya
pelabuhan untuk repo kontainer kosong, serta mempercepat proses hukum pada
kontainer-kontainer yang tertahan kasus hukum," ujarnya.
Sumber : Kontan, 22.02.21.
[English Free Translation]
INSA Chairman Carmelita Hartoto said that the scarcity of
containers was a ball effect of slowing down the flow of goods due to Covid-19.
Because less goods are transported, ship operators automatically reduce their
space. On the other hand, the occurrence of lockdowns in several countries also
resulted in congestion, which hampered returning empty containers.
No comments:
Post a Comment