KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung masih terhambat pembebasan lahan. Pemerintah mencatat hambatan tersebut
memang tidak besar yakni sekitar 0,05% dari sekitar 60 bidang tanah yang
dibebaskan.
Direktur
Jenderal Perkeretaapian Zulfikri mengatakan, angka tersebut terus berkurang. "Sebagian besar tinggal pembayaran itu di
Cimahi dan Bandung," ujar Zulfikri usai rapat di Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jumat (31/1).
Saat ini pun pekerjaan fisik kereta cepat telah
mencapai 42%. Zulfikri
menjelaskan, beberapa terowongan sudah mulai dikerjakan tetapi baru satu yang
rampung.
Selain itu, rapat tersebut juga
membahas mengenai persinyalan. Teknologi baru yang disiapkan oleh perusahaan
China tersebut akan disiapkan frekuensinya di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny
G Plate yang juga hadir dalam rapat
mengatakan, persinyalan masih disiapkan. Mengingat hal itu teknologi baru maka
perlu persiapan.
"Teknologi masih menunggu
dari China pilihan frekuensinya," terang Johnny.
Frekuensi yang digunakan untuk
kereta cepat disampaikan Johnny tidak bisa bercampur dengan frekuensi lain. Hal
itu untuk memastikan keamanan kereta cepat nantinya.
Sumber : Kontan, 31.01.20.
[English Free Translation]
Construction of the
Jakarta-Bandung fast train is still hampered by land acquisition. The
government noted that the barrier was indeed not large at around 0.05% of the
approximately 60 point of land acquired. Lets speed up !
No comments:
Post a Comment