Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, resmi menambah unit kereta uap demi
melengkapi wisata Kereta
Uap Jaladara.
"Harapannya kereta buatan
tahun 1921 ini bisa melengkapi destinasi wisata Kota
Surakarta, melengkapi Jaladara sehingga bisa meningkatkan daya tarik pariwisata
Kota Surakarta," kata Wakil
Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo
usai menerima penyerahan hibah KA
Djoko Kendil dari PT KAI di Loji Gandrung Solo, seperti yag dikutip Antara pada Minggu (16/2).
Ia mengatakan keberadaan kereta
tersebut akan melengkapi wisata budaya serta mengoptimalkan keberadaan rel yang
melintas di pusat Kota Solo.
"Ini (rute di dalam kota)
satu-satunya di Indonesia. Kalau untuk rutenya nanti kami pikirkan, yang pasti
melintas Surakarta, bisa hanya sampai Sangkrah, Sukoharjo, Wonogiri, dan
sebagainya," katanya.
Terkait dengan desain,
dikatakannya, tergantung dari permintaan wisatawan baik lokal maupun
internasional.
Sedangkan mengenai penamaan Djoko
Kendil, ada dua kemungkinan, yaitu bisa seterusnya menggunakan nama itu atau
diganti dengan nama baru.
Pada kesempatan yang sama, Wali
Kota Surakarta FX Hari Rudyatmo berharap keberadaan kereta uap tersebut bisa
mengajak masyarakat untuk mengingat kembali sejarah bangsa Indonesia.
"Yang penting sejarah ini
diingat oleh Bangsa Indonesia, kereta ini yang pernah dinaiki Bung Karno
sehingga harus dilestarikan. Kebetulan bapak saya pernah memasinisi dua-duanya
(Joko Kendil dan Jaladara), ya silahkan kalau mau dihubung-hubungkan karena
saya anaknya masinis. Yang jelas kalau itu bisa ditarik ke Solo kan masyarakat
bisa tahu kereta uap seperti ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI (Persero) Edi
Sukmoro mengatakan penyerahan lokomotif
uap kepada Pemkot
Surakarta tersebut merupakan bentuk
kesetiaan KAI untuk memperbaiki dan menyediakan kereta zaman dulu.
"Lokomotif ini usianya sudah
99 tahun, sudah langka. Teman-teman dari KAI turun tangan supaya (kereta uap
tersebut) jalan. Sebetulnya masih banyak kereta api yang lokonya disimpan di
Ambarawa, ada belasan. Kami ingin mengaktifkan kembali loko-loko yang tua,
bersejarah, dan jalannya untuk pariwisata. Dengan demikian turis lokal maupun
internasional bisa mengingat masa lalu," katanya.
Kereta api uap Jaladara, atau
dalam bahasa Jawa disebut dengan Sepur Kluthuk Jaladara, beroperasi sepanjang
Jalan Slamet Riyadi, jalan utama yang membelah Kota Solo.
Kereta ini berangkat dari Stasiun
Purwosari Solo hingga Stasiun Sangkrah, Solo.
Tetapi kereta ini dapat berhenti
di beberapa titik pemberhentian, yang lamanya disesuaikan dengan penumpang
untuk berwisata menikmati eksotisme kota Solo.
Laju
kereta hanya 50 km/jam dan bahan bakarnya berupa kayu jati dan air.
Setidaknya butuh 4 meter kubik
air dan 5 meter kubik kayu untuk jarak tempuh dari Stasiun Purwosari sampai
Stasiun Sangkrah yang jauhnya berkisar 4 km saja.
Kereta Jaladara mulai
dioperasikan setelah diresmikan pada tanggal 27
September 2009 oleh Menteri
Perhubungan Jusman Syafi'i Djamal
bersama Gubernur Jawa Tengah dan Wali
kota Solo saat itu, Joko Widodo.
Tarif
naik Kereta Jaladara ada yang berkelompok dan perorangan, sekitar Rp150 ribuan
per orang. Penumpang bisa langsung membeli
tiketnya di Stasiun Purwosari. Maksimal yang diangkut 60 orang sekali jalan.
Kereta ini hanya beroperasi pada
akhir pekan, Sabtu dan Minggu dan/atau hari libur nasional. Pada hari Sabtu
operasionalnya pada pukul 16.30 dan Minggu pukul 09.30 WIB dari Stasiun
Purwosari.
Sumber : CNN Indonesia, 17.02.20.
[English Free Translation]
The Government of the City of
Surakarta, Central Java, officially added a steam train unit to complement the
Jaladara Steam Train tour. Deputy Mayor of Surakarta Achmad Purnomo said the
existence of the train would complement cultural tourism and optimize the
presence of railroad crossing in the center of Solo.
No comments:
Post a Comment