Bisnis.com,
JAKARTA—Rusia meminta dukungan pemerintah untuk mempercepat proyek kereta api cepat Kalimantan dan pembangunan smelter di Kalimantan Barat.
Permintaan
Rusia disampaikan oleh Denis Manturov
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution Jumat (8/1/2016) di kantor Kemenko Perekonomian.
Dalam
pertemuan tersebut, Darmin menjelaskan Rusia menanyakan sejumlah hal mengenai
iklim investasi serta aturan-aturan yang berlaku di Indonesia.
Selain
itu, Denis juga mengajukan daftar permasalahan yang memerlukan bantuan dan
dukungan Indonesia, terutama terkait dua proyek; pembangunan smelter di
Kalimantan Barat dan kereta api cepat Kalimantan.
“Kalau
yang kereta api Kalimantan ini tinggal persoalan bentuk apakah izin kereta api
khusus atau khusus plus,” katanya seusai pertemuan dengan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan Rusia, Jumat (8/1/2016).
Selain
investasi dua proyek tersebut, Rusia menyampaikan minat investasi kilang dan
pembangkit listrik. Namun minat tersebut masih secara umum, belum berbentuk
rencana investasi konkret.
Seperti
diketahui, Russian Rail Ways bakal
membangun KA Borneo 900 kilometer dan
Techno Park senilai Rp72 triliun. Pembangunan proyek tersebut ditargetkan rampung dalam lima tahun.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 08.01.16.
[English
Free Translation]
Russia
requested government support to speed railway project in Kalimantan and
development smelter in West Kalimantan. In the meeting between the two
countries, Darmin Nasution explained some things about the investment climate
as well as the rules that apply in Indonesia.
No comments:
Post a Comment