PADANG:
Pemkot Sawahlunto mendesak PT KAI
agar secepatnya memperbaiki lokomotif uap tertua di Indonesia, 'Mak Itam'.
"Disamping
memiliki nilai sejarah yang tinggi, Mak Itam juga sangat dibutuhkan Kota ini
sebagai ikon wisata sejarah dan cagar budaya yang sudah diakui juga oleh
dunia," kata Walikota Sawahlunto,
Ali Yusuf.
Dia
menambahkan, pihaknya sudah pernah melaporkan langsung pada Presiden Jokowi terkait masalah ini 20
Februari lalu di Istana Kepresidenan di Bogor.
"Waktu
itu Presiden Jokowi menyatakan akan memperhatikan dan membantu menyelesaikan
masalah perbaikan Mak Itam melalui pihak terkait," ujarnya. Baru-baru ini,
pihaknya juga sudah melakukan pembicaraan dengan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno dan PT KAI Divre 2 Sumbar.
"Gubernur
menilai pihak PT KAI tidak serius menangani persoalan ini karena secara
ekonomis tidak menguntungkan mereka," sebutnya.
Dia
mengatakan dari hasil pembicaraan, Gubernur menawarkan 3 langkah yang akan
ditempuh sebagai jalan keluar untuk memperbaiki Mak Itam.
"Langkah
pertama adalah dengan membuat nota kesepakatan dengan PT KAI yang digunakan
sebagai syarat untuk penggunaan dana APBD guna membiayai perbaikannya sebesar
Rp818 juta," jelas dia. Langkah ini diambil, lanjutnya, karena pihak PT
KAI tidak menganggarkan dana perbaikan lokomotif uap buatan Jerman ini di tahun
anggaran 2015.
"Sebelumnya
pernah dianggarkan oleh mereka di tahun 2014, tapi urung dilaksanakan dengan
alasan tidak memiliki tenaga ahli untuk melakukan perbaikan," katanya.
Langkah
kedua, merangkul dan melibatkan para pegiat dan pecinta lokomotif dan dunia
perkeretaapian di Indonesia dan dunia. Langkah ketiga, yang merupakan program
jangka panjang, meminta pihak PT KAI secepatnya menghibahkan lokomotif tua itu
ke pihak Pemprov Sumbar atau Pemkot Sawahlunto.
Sumber
: Metro Andalas, 05.03.15 / Kredit Foto : Antarafoto.
[English
Free Translation]
Sawahlunto
City Government urged PT KAI to immediately restore the oldest steam locomotive
in Indonesia, known as "Mak Itam '. Besides having a high historical
value, Mak Itam also needed by the city as a tourist icon of historical and
cultural heritage that has been recognized worldwide.
No comments:
Post a Comment