SuRaBaYa: Keberadaan Terminal
Barang Kertapati, Palembang bagi PT Kereta Api Logistik (KALOG) gak bisa
disepelekan. Memiliki sejarah bagi angkutan batu bara perusahaan swasta pertama
di Sumatera Selatan dan merupakan
salah satu pengisi pundi rupiah di kas anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Bahkan di tahun-tahun mendatang, propinsi yang terkenal
memiliki cadangan batu bara terbesar di Pulau Sumatera ini, akan terus
dikembangkan. Tak ayal, Gubernur Alex
Noerdin mendukung pengembangan Stasiun Kertapati, tak hanya untuk
masyarakat kota Palembang tetapi untuk pertumbuhan propinsi yang dipimpinnya.
Berikut ini, kami hadirkan 2 (dua) artikel yang menyorot
perkembangan pembangunan Stasiun Kertapati maupun penambahan stasiun baru untuk
mendukung perkembangan wilayah Sumatera Selatan secara umum.
--- quote ---
(artikel 1) Dapat Dana Rp 2 Triliun, PT KAI Akan Tambah Armada
JAKARTA: PT KAI mengusulkan PMN sebesar Rp2,75 T dalam
RAPBNP 2015. Dari usulan itu, Komisi VI DPR RI menyetujuinya sebesar Rp2 T.
Dirut PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, dana yang telah
disetujui oleh Komisi VI itu akan digunakan untuk peremajaan dan penambahan
armada baru.
"Kebutuhan pemenuhan rolling stock untuk jalur baru
Trans Sumatera juga menjadi prioritas kami," katanya. Ia dan sejumlah
Direktur BUMN mengikuti kunjungan spesifik Komisi VI DPR.
Dalam paparannya, Edi mengatakan pihaknya membutuhkan
dana hingga Rp2,75 T untuk melakukan pengadaan sarana perkeretaapian di
Sumatera. Salah satunya pengadaan sarana angkutan penumpang berupa 3 unit
lokomotif dan 32 unit kereta penumpang senilai US$ 17.402.387.
Selain itu, guna meningkatkan mutu layananan di bidang
angkutan barang dari korporasi seperti PT Bukit Asam, PT KAI berencana membeli
44 unit lokomotif, serta 1.290 unit gerbong batu bara atau KKBW. Pengadaan
sarana angkutan barang itu membutuhkan dana hingga US$ 193.563.040.
"Kami juga membutuhkan 2 set alat pemelihara jalan
rel," ujarnya. Ketua Komisi VI DPR Achmad Hapisz Tohir mengatakan, PMN
kepada PT KAI disesuaikan dengan kebutuhan utama dan ketersediaan dana pada kas
negara. Sehingga ia sangat yakin KAI dapat berkembang lebih baik lagi dengan
adanya tambahan modal usaha itu.
Sumber : Tempo, 16.02.15.
(artikel 2) Sumbang 40 Persen. Pendapatan KAI, Stasiun Kertapati
Layak Diperbaiki
PALEMBANG: Komisi VI DPR RI menyetujui PMN sebesar Rp 2 T
yang sebelumnya telah diajukan PT KAI. Dalam business plan, dana itu akan digunakan
PT KAI untuk memperbaiki beberapa stasiun dan menambah gerbong kereta.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dodi Reza Alex, mengatakan
Sta Kertapati di Sumsel harus masuk ke dalam rencana kerja perbaikan PT KAI.
Apalagi stasiun itu juga menjadi penyumbang pendapatan besar ke PT KAI.
“PT KAI Divisi Regional Kertapati-Tanjung Karang
menyumbang 40% pendapatan KAI secara nasional. Sumbernya adalah angkutan
Batubara Rangkaian Panjang atau Babaranjang. Selayaknya Sta Kertapati yang
menjadi Trans Sumatera Railways harus dibenahi,” ujarnya.
Tim Spesifik Komisi VI DPR RI berencana mendatangi Kota
Palembang dan bertemu dengan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin. Mereka akan
memastikan beberapa proyek yang berkaitan dengan mitra kerja Komisi VI di
Sumsel berjalan lancar.
Komisi VI DPR RI juga mengajak Dirut PT KAI ke Kota
Palembang untuk melihat stasiun yang ada di Kertapati dan stasiun kecil
lainnya. Dodi berharap KAI memprioritaskan peningkatan kualitas stasiun
tersebut.
Sumber : TribunNews, 15.02.15.
--- unquote ---
[English Free Translation]
Commission VI of the House of Representatives, approved
the PMN IDR 2 trillion which have previously been proposed by PT KAI. In the
business plan, the funds will be used by PT KAI to improve and add some
stations and buy the train cars – both for passangers and cargoes.
No comments:
Post a Comment