Bisnis.com,JAKARTA --
Badan usaha milik negara akan mendapatkan porsi minoritas dalam pengerjaan
feasibility study mega proyek Jembatan Selat Sunda.
Deputi Perencanaan
Infrastruktur dan Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Luky Eko
Wuyanto mengatakan feasibility study (fs) atau studi kelayakan jembatan
senilai Rp200 triliun tersebut mencapai Rp2 triliun.
"Itu kan sangat
besar. Sekarang BUMN [badan usaha milik negara] mana yang mau mengeluarkan uang
sebesar itu," katanya saat ditemui, Selasa (16/7).
Selain itu, ujar
Luky, penggelontoran uang dari BUMN juga akan sedikit susah karena harus
berurusan dengan pemegang saham dan terkadang sampai ke Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR).
"Jadi tidak
mudah, harus komitmen, kemungkinan jadi minoritas saja," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri
Keuangan M.Chatib Basri menegaskan fs Jembatan Selat Sunda (JSS) akan dilakukan
oleh BUMN dan pemrakarsa yakni PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS).
Sumber : Bisnis
Indonesia, 16.07.13.
[English Free
Translation]
State-owned
enterprises will get a share of minorities in the feasibility study which work for the
Sunda Strait Bridge mega project. Infrastructure Planning and Regional Deputy
Coordinating Ministry for Economic Affairs said Luky Eko Wuyanto the
feasibility study (FS) worth the Rp 200 trillion to Rp 2 trillion.
terima kasih atas atensinya pak gendoet, semoga bermanfaat. salam sejahtera.
ReplyDelete