TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA -- Perbaikan
jalan yang dilakukan secara abadi oleh pemerintah di jalur pantai utara Jawa
(Pantura) disayangkan oleh pengamat transportasi dari Institut Teknologi
Surabaya (ITS) Daniel M Rosyid.
Menurutnya
dana sebanyak ratusan miliar yang digelontor pemerintah hanya untuk memperbaiki
jalan darat saja, padahal moda transportasi lain yaitu laut dan kereta api
hingga saat ini belum tergarap dengan baik.
"Setiap
tahun jalan rusak, setiap tahun diperbaiki menggunakan dana yang tidak sedikit.
Padahal kalau menggunakan moda laut dan kereta, perbaikannya tidak sebanyak
itu," kata Daniel saat dihubungi Tribun, Selasa (2/7/2013).
Dia
menjelaskan, setiap menjelang Lebaran, jalan di Pantura rusak berat dan akan
menjadi proyek Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Bina Marganya
untuk memperbaiki dengan dana yang sangat besar.
Kerusakan terjadi karena
Pantura menjadi jalan yang dilakui oleh kendaraan bermuatan besar seperti
kontainer.
Sementara
proyek jalur ganda, Jakarta-Surabaya yang dicanangkan sejak 20 tahun yang lalu
hingga saat ini masih belum juga kelar, karena dananya terbatas. "Bila
menggunakan kereta, kontainer-kontainer tersebut tidak bakalan menyebabkan
kerusakan jalan," tandasnya.
Selain
itu, pelabuhan-pelabuhan juga perlu diperhatikan. Sebagai contoh pengiriman
barang dan angkutan penumpang dengan kapal juga belum diperhatikan dengan baik.
Sumber : TribunNews,
02.07.13.
[English Free
Translation]
The eternal road
repairs which carried out by the government on the north coast of Java (pantai
utara / Pantura), lamented by transportation observer from the Institute of
Technology Surabaya (ITS) Daniel M Rosyid. According to him, fund as many as
hundreds of billions are flushed by the government to improve the road only,
whereas other modes of transportation ie sea and rail until now has not been
well explored.
No comments:
Post a Comment