"First Who, Then What," tak ada yang menampik keberhasilan transportasi bisnis PT KAI adalah buah dari keberanian Ignasius Jonan. Di bawah kendalinya, KAI mampu mendongkrak kinerja persero yang semula memiliki rapor merah menjadi kinclong.
Menjadi nahkoda KAI sejak 29 Februari 2009, di penghujung tahun itu juga
KAI membukukan laba bersih Rp 154,8 miliar sebelumnya merugi Rp 83,4 miliar.
Kinerja KAI terus melesat, pada 2010 laba bersih mencapai Rp 216,3 miliar.
Setelah pada 2011 mengalami penurunan menjadi Rp 201,9 miliar, pada 2012
laba bersih terkerek ke angka Rp 425 miliar dengan penjualan hampir menembus Rp
7 triliun. Tahun ini, performa KAI sepertinya akan makin mengkilap.
Jonan menargetkan pendapatan KAI tahun ini mencapai Rp 9,44 triliun dan Rp
14 triliun tahun 2014. Moto Jonan, Satu KAI, Satu Hati, dan Satu Tujuan dalam
memberikan pelayanan terbak kepada semua orang, mampu di break down dan
dikomunikasikan secara baik kepada seluruh karyawan.
Gebrakan awal Jonan memperbaiki remunerasi di tubuh KAI justru memompa
semangat karyawan. Memang, peningkatan kesejahteraan karyawan menjadi salah
satu perhatiannya.
"Saya tidak mau menjadi orang yang egois, saya ingin menyejahterakan
pegawai agar hati dan sikap mereka berubah. Dan, semangat pelayanan juga
berubah karena terperhatikan. Saat dilantik menjadi Dirut PT KAI tahun
2009, faktor SDM menjadi sasaran pertama yang dibenahi. "Saya ubah
dari yang mulanya product oriented menjadi customer oriented,"
ujarnya.
Untuk kenyamanan, gerbong dan lokomotif juga mendapat sentuhan. Contoh
paling mudah, saat ini tidak ada lagi cerita toilet tidak berfungsi dalam
perjalanan kereta. Malah hampir semua gerbong non-KRL sekarang sudah dilengkapi
AC. Standar stasiun ditingkatkan. Dari segi keamanan perjalanan, dikerahkan
petugas keamanan dalam setiap perjalanan KA.
Sistem piket pun diberlakukan bagi semua karyawan, termasuk dirinya dan
para direktur KAI. Sebulan sekali Jonan semalaman berjaga di stasiun kecil di
luar Bandung, saat diberlakukan sistem boarding.
Jonan turun langsung ke stasiun Senen untuk mengecek penumpang. Bahkan, ia
yang perokok berat melarang penumpang merokok di dalam kereta. "Di
stasiun, kami sudah sediakan smoking area," ujarnya.
Terobosan lain yang dibesutnya adalah sistem ticketing. Tiket tak cuma bisa
di dapat di stasiun, penumpang bisa beli tiket secara online. Ia memaparkan,
berbagai gebrakan yang dilakukannya bermuara pada peningkatan pelayanan kepada
pelanggan atau penumpang KA.
Diharapkan, penumpang senang dan di lain kesempatan akan memilih KA sebagai
alat transportasi. yang tak kalah bagus, teribosan Jonan di sektor keuangan,
meski mengaku tak mendapatkan dana IMO, nyatanya KAI sanggup merawat instalasi
sinyal, rel, dan sarana pendukung lainnya.
"Padahal UU nya ada, Perpres nya juga sudah keluar, tetapi dana IMO
ini tidak pernah keluar," ujar Jonan. Setali tiga uang dengan PSO, dana
subsidi angkutan publik ini selalu turun terlambat dari pemerintah. Akibatnya,
KAI harus ngutang ke perbankan dengan bunga sekira Rp 20 miliar per tahun.
"Kalau PSO turun di awal tahun,
dana yang untuk bunga itu kan bisa dibelikan gerbong baru," ujarnya. Jonan
berinisiatif pengurangan PSO kepada pemerintah. kereta jarak jauh tak perlu
PSO. Subsidi diberikan kepada KRL non AC saja, PSO tahun anggaran 2013 yang
semula jumlahnya Rp 704 miliar dipangkas hanya menjadi Rp 285 miliar.
"Itu kan separuhnya, sisanya pemerintah bisa subsidikan, misal untuk
mengangkut sepeda motor pemudik Lebaran," imbuhnya. Nyatanya, jumlah
penumpang KAI terus melonjak, tahun 2012 ada 202 juta lebih penumpang,
meningkat dari tahun 2011 yang hanya 191 juta lebih penumpang kereta api.
"Target tahun 2020 mengangkut 600 juta penumpang," ujar Jonan.
Amunisi apa yang dimilikinya sehingga punya keberanian melakukan perubahan dan
perombakan besar di KAI?. "Saya tidak punya interest pribadi, saya taat
pada aturan yang sudah ada," ungkap Jonan.
Sumber : Majalah SWA, 08-22.05.13 / Kredit Foto : Marketeers..
[English Free Translation]
"First Who, Then What," no one denies that the success of the
business of transportation of PT KAI is the result of hard work of courage:
Ignasius Jonan. Under its control, KAI able to boost the performance of
state-owned, which was originally loose to be profitable company.
No comments:
Post a Comment