JAKARTA : Sesuai informasi yang kami dapat dari Azhar Zaki – Humas Pusat PT KAI bahwa Jumat 03/05 sore, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ignasius Jonan diminta menjadi pemateri Rapimnas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Wisma DPR RI, Cisarua. Pak Jonan diminta untuk mengisi materi mengenai "Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi".
Berikut ini kami cuplik inspirasi beliau,
yang ditujukan, khususnya bagi insan perkereta-apian untuk menambah wacana
kepemimpinan yang beliau sharing dalam forum tersebut.
Selamat membaca …
--- quote ---
Tidak Ada Yang Mudah Untuk Mencapai Hasil Terbaik
Mungkin sudah menjadi kodrat manusia bahwa untuk mencapai hasil terbaik, memerlukan upaya, perjuangan, ketabahan, ketelitian serta semangat yang tinggi.
Saya baru selesai mengisi acara pada pertemuan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia di Cisarua. PWI meminta saya bercerita tentang kepemimpinan. Saya bertanya kepada mereka, mengapa mengundang tukang kereta bercerita soal kepemimpinan. Menurut mereka bahwa PWI pun perlu masukan untuk perubahan menyesuaikan perkembangan zaman.
Kita sering melihat bahwa seseorang berpendidikan tinggi dan berasal dari kalangan yang elit, namun hasil kerjanya biasa biasa saja. Ada apakah gerangan?
Disudut kehidupan lainnya, seseorang dengan bekal pendidikan yang biasa saja seperti Dahlan Iskan, tokh mencapai puncak karir saat ini sebagai Menteri dan kaya raya. Bagaimana ini bisa terjadi?
Saya selalu percaya bahwa tekad yang kuat, niat baik, serta ketelitian yang tiada tara adalah kunci keberhasilan yang lebih penting dari pendidikan tinggi maupun asal usul lingkungan.
Bekerja tanpa arah dan tanpa niat menghasilkan yang terbaik sering kita jumpai pada organisasi kita, bekerja apa adanya, masuk pagi lalu pualgn sore sekadar memenuhi administrasi dan sekadar mengerjakan tugas yang diberikan dengan tanpa peduli hasil yang baik.
Cobalah tengok sekitar kita, adakah diantara kita yang bekerja apa adanya atau bahkan hanya mengeluh karena tidak cocok dengan lingkungan, berlagak seperti politisi yang membela kepentingan kelompok tapi tidak pernah berani menjadi politisi yang benar.
KAI sangat membutuhkan dedikasi, kerja keras dan inisiatif yang tidak hentinya secara benar dari setiap pegawainya, tua maupun muda.
Sebagai tambahan, sudah lebih dari 4 tahun, secara perlahan kita mengubah kultur dari yang menyia-nyiakan waktu menjadi menghargai waktu, karena waktu tidak akan pernah kembali lagi selamanya.
Saya menyitir kata kata Buya Hamka: " Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, monyet juga bekerja".
Selamat bekerja dan selalu waspada.
Mungkin sudah menjadi kodrat manusia bahwa untuk mencapai hasil terbaik, memerlukan upaya, perjuangan, ketabahan, ketelitian serta semangat yang tinggi.
Saya baru selesai mengisi acara pada pertemuan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia di Cisarua. PWI meminta saya bercerita tentang kepemimpinan. Saya bertanya kepada mereka, mengapa mengundang tukang kereta bercerita soal kepemimpinan. Menurut mereka bahwa PWI pun perlu masukan untuk perubahan menyesuaikan perkembangan zaman.
Kita sering melihat bahwa seseorang berpendidikan tinggi dan berasal dari kalangan yang elit, namun hasil kerjanya biasa biasa saja. Ada apakah gerangan?
Disudut kehidupan lainnya, seseorang dengan bekal pendidikan yang biasa saja seperti Dahlan Iskan, tokh mencapai puncak karir saat ini sebagai Menteri dan kaya raya. Bagaimana ini bisa terjadi?
Saya selalu percaya bahwa tekad yang kuat, niat baik, serta ketelitian yang tiada tara adalah kunci keberhasilan yang lebih penting dari pendidikan tinggi maupun asal usul lingkungan.
Bekerja tanpa arah dan tanpa niat menghasilkan yang terbaik sering kita jumpai pada organisasi kita, bekerja apa adanya, masuk pagi lalu pualgn sore sekadar memenuhi administrasi dan sekadar mengerjakan tugas yang diberikan dengan tanpa peduli hasil yang baik.
Cobalah tengok sekitar kita, adakah diantara kita yang bekerja apa adanya atau bahkan hanya mengeluh karena tidak cocok dengan lingkungan, berlagak seperti politisi yang membela kepentingan kelompok tapi tidak pernah berani menjadi politisi yang benar.
KAI sangat membutuhkan dedikasi, kerja keras dan inisiatif yang tidak hentinya secara benar dari setiap pegawainya, tua maupun muda.
Sebagai tambahan, sudah lebih dari 4 tahun, secara perlahan kita mengubah kultur dari yang menyia-nyiakan waktu menjadi menghargai waktu, karena waktu tidak akan pernah kembali lagi selamanya.
Saya menyitir kata kata Buya Hamka: " Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, monyet juga bekerja".
Selamat bekerja dan selalu waspada.
Oleh : Ignasius Jonan
Sumber : KAI / Kredit Foto : SWA.
[English Free Translation]
Exposure
from President Director of PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan, after presenting
the theme of leadership in Rapimnas PWI on
Friday 03/05
p.m. The article “None Easy
To Achieve Best
Results " distributed via
KAI’s internal mailing lists.
No comments:
Post a Comment