PALEMBANG - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menargetkan pembangunan pabrik
Pusri II-B dengan investasi senilai US$ 561, atau hampir Rp7 triliun segera
rampung pada 2015 mendatang. Demikian diungkap Direktur Utama PT Pusri,
Musthofa dalam ground breaking pembangunan pabrik Pusri II-B di Kompleks
PT Pusri, kemarin.
Menurut Musthofa, pabrik baru tersebut akan menambah produksi pupuk sebesar 2 ribu ton amoniak dan 2.750 ton urea per hari pada 2015 mendatang. Dalam kurun waktu setahun, artinya PT Pusri akan menambah produksi hingga 907.500 ton urea dan 660.000 ton amoniak.
"Proyek pembangunan ini dilakukan di Palembang di atas lahan
seluas 6.012 hektare. Dalam pembangunannya menggunakan teknologi KBR Purifier
Technology dan untuk pabrik amoniak dan teknologi Aces 21 milik Toyo dan Pusri
sebagai Co Licencor untuk pabrik urea," terang Musthofa.
Dikatakan, pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation. Dukungan dana berasal dari 7 bank lokal dan bank asing sebagai kreditur.
Ketujuh bank dimaksud yakni BCA, BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank BJB, Bank Sumsel Babel, dan Bank UOB Indonesia. Skema pembiayaan dengan sistem Club Deal.
Lanjutnya, pabrik Pusri II-B tersebut, dapat menghemat konsumsi gas bumi hingga 10 MMBTU per ton urea. Di samping, lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pabrik existing (Pabrik Pusri II). Bahkan, pabrik itu juga menggunakan bahan bakar batu bara dengan tujuan sebagai pembangkit steam dan listrik pabrik Pusri II-B.
"Jadi, substitusi gas bumi dengan batu bara itu, dapat menghemat pemakaian gas bumi hingga 17 MMSFCD. Sedangkan kebutuhan batu bara untuk subtitusi gas bumi sebesar 2.188 ton per hari atau sebanyak 722 ribu ton dalam kurun waktu setahun," beber Musthofa.
Ia berharap, adanya pabrikan baru PT Pusri dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan industri pupuk nasional serta ekonomi daerah. "Nah, adanya pabrik baru ini juga akan menyerap banyak tenaga kerja baru."
Untuk diketahui, pabrik lama Pusri yakni Pusri II sudah berusia hampir 40 tahun. Pabrik itu menggunakan teknologi efisiensi rendah. Karena itulah dibangun pabrik baru dengan kurun waktu 34 bulan dan akan produksi pada Desember 2015.
Bersamaan dengan pembangunan Pabrik II-B, beber Musthofa, pihaknya juga mengembangkan proyek lain seperti proyek STG dan boiler batu bara untuk memasok steam dan listrik. Lalu, Proyek Self-Propelled Urea Barge dengan kapasitas 8.500 untuk membantu distribusi produk dan antisipasi pendangkalan alur sungai serta proyek Urea Bulk Storage dengan kapasitas 70 ribu ton.
"Kita juga menjalankan proyek lain yaitu proyek NPK Fusion dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun. Saat ini, proyek itu sedang dalam tahap pra kualifikasi," terang Musthofa.
Untuk diketahui, kapasitas produksi PT Pusri sebesar 2,2 juta per tahun. Diprediksi menjadi 2,8 juta ton per tahun dengan adanya pembangunan-pembangun tersebut.
Sementara itu, Menteri BUMN RI, Dahlan Iskan mengaku sangat mendukung manajemen PT Pusri dalam melakukan revitalisasi. Hal itu lantaran track record PT Pusri mampu mengoperasionalkan pabrik tua dengan baik sehingga diberikan izin mendirikan pabrik. "BUMN lainnya harus mencontoh pabrik ini," terang Dahlan.
Menurutnya, manajemen Pusri tergolong hebat, khususnya Tim Unit III dan Unit IV. Mereka mampu merawat pabrik lama dengn baik sehingga bisa menciptakan kapasitas produksi yang baik pula. "Mesin baru sekalipun, jika yang menjalankan tidak peduli dengan mesin itu, maka mesinnya akan hancur juga."
Dahlan menegaskan, BUMN yang masih belum menunjukkan prestasi tak akan dia dukung. "Contohnya pabrik gula. Saya minta pabriknya diperbaiki dulu dan baru akan direvitalisasi."
Permintaan mantan CEO Jawa Pos itu, terbukti menuai hasil. Ditandai dengan peningkatan luar biasa pabrik gula tersebut. Hanya, Dahlan masih belum terlalu puas dengan hasil yang dicapai. Ke depan, pabrik gula perlu terus meningkatkan kapasitas.
"Di dalam industri itu yang penting semuanya jujur. Kalau harus beli onderdil maka beli onderdil terbaik. Pabrik gula harus membersihkan dulu lingkungan dan performance-nya jika ingin revitalisasi," himbau Dahlan.
Selain itu, ia juga memuji manajemen Pusri di bidang keuangan yang mampu menggaet 7 bank sekaligus untuk pembangunan pabrik tersebut. "Pusri juga memiliki ide sangat bagus dimana mereka memanfaatkan energi gas yang selama ini digunakan untuk energi listrik, tapi dikonversikan bahan baku produksi pupuk," cetus Dahlan seraya mengatakan ini merupakan ide yang mahal dan pantas dibayar tinggi.
Manajemen PT Pupuk Indonesia (Persero) juga menargetkan revitalisasi 4 unit pabrik milik anak perusahaan perseroan mereka hingga 2015 mendatang. Tujuannya, meningkatkan kapasitas produksi pupuk secara nasional.
Saat ini, sudah ada dua anak perusahaan dari holding company itu yang tengah melaksanakan pembangunan pabrik, yaitu PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang dan PT Pupuk Kaltim. "Ada 7 pabrik pupuk yang berumur tua di Indonesia dan perlu segera direvitalisasi. Sekarang sudah ada 2 pabrik yang berlangsung pembangunannya. Mudah-mudahan tambah 1 lagi, pembangunan pabrik Petrokimia Gresik pada tahun ini," kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif. Untuk 1 pabrik lagi, yakni PT Pupuk Kujang, direncanakan akan merevitalisasi pabriknya pada tahun depan.
Lanjut Dahlan, kebutuhan pupuk tunggal masih akan terus meningkat di Bumi Pertiwi. Saat ini, total produksi 12,5 juta ton produksi pupuk nasional, 7,5 juta ton pupuk urea. "Nah, revitalisasi pabrik-pabrik tadi diharapkan meningkatkan produksi sebanyak 3,5 juta ton urea."
Perpres Tol di Setneg
Di bagian lain, Dahlan juga menyoal tol Palembang-Inderalaya sepanjang 22 kilometer. Kata dia, pihaknya mendorong ini cepat terealisasi. "Kita tunggu saja, sepertinya tidak lama lagi tentu dari BUMN mendorong ini cepat selesai."
Menurutnya, semua pihak terkait sudah setuju. Terkait perpres yang akan mejadi payung hukum untuk PT Hutama Karya dalam melakukan langkah selanjutnya, hanya tinggal menunggu waktu. "Sekarang di sekretariat negara dan tidak lama lagi akan dinaikkan segera ke Presiden," tegasnya.
Disinggung mengapa PT Hutama Karya, kata Dahlan, itu karena PT HK merupakan perusahaan murni milik pemerintah. Sedangkan BUMN lainnya sudah banyak dimiliki oleh pihak swasta. (rip/nur/ce2)
Sumber : Sumatera
Ekspres, 09.04.13.
[English Free
Translation]
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang targetted construction of plant Pusri II-B
with an investment nearly IDR 7 trillion soon will be completed
in 2015. President Director, Musthofa revealed in ground breaking plant Pusri
II-B in PT Pusri Complex, a few days ago.
No comments:
Post a Comment