SEKAYU-Pasca direndam banjir beberapa
pecan, sejumlah titik jalan (Jalinteng) di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin
(Muba) rusak parah. Seperti di Jalan Kayuare, Kecamatan Sekayu, kondisi Jalan Lintas Tengah tersebut bahkan
membuat kemacetan sepanjang 1-2 Km, mulai dari arah Palembang ke
Sekayu.
Berdasarkan pantauan di lapangan,
sejumlah kendaraan terpaksa antre untuk bisa melewati jalan yang berlumpur.
Bahkan, mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, jalan tersebut terpaksa
ditutup dengan pecahan batu. “Sejak terendam banjir, jalan banyak yang rusak
parah. Kemarin saja ada truk yang nyarus terbalik, tapi kemecatan lalu lintas
hampir setiap hari terjadi, dan belum ada tanda-tanda untuk diperbaiki,”kata
Rahman, warga Kelurahan Kayu Are, kemarin.
Warga lainnya bernama Amir (35)
menilai, akses Jalan mulai dari Desa Epil hingga ke kota Sekayu sejak satu
bulan belakang masih cukup parah. “Koranke la, supaya Pemerintah tahu, kalau
jalan di antara Epil hingga Sekayu ini banyak yang sudah rusak, bahkan la
rusak parah akibat terendam banjir,” tegas Amir.
Sementara sampai sore kemarin, kondisi
jalan tersebut masih bisa dilewati sejumlah kendaraan. Sedangkan Jembatan di
Desa Karang Waru, Kecamatan Lawang Wetan sudah ditimbun menggunakan batu
pecah. Sementara Jembatan Bailey Desa Tanjung Durian, Kecamatan yang sama
sudah diganti dari lantai papan menjadi besi lempengan. Kondisinya hingga
sore kemarin sudah bisa dilalui kendaraan berat, namun harus bergiliran.
Dampak lainnya dari banjir, tandan
buah segar (TBS) sawit petani membusuk hingga puluhan ton. Kerugian petani
dan perusahaan kian dirasakan karena banjir telah merendam areal perkebunan
hingga sebulan ini. Petani Sawit di Lawang Wetan Armadi (43) mengeluhkan
banjir tahun ini benar-benar merugikan. “Bagaimana kami mau panen, lima
hektare sawit saya mulau membusuk ,” katanya.
Asisten kepala PT Lonsum Sei Punjung Estate Wilayah Babat Toman, Prasetya menuturkan sebanyak 570 hektare areal perkebunan inti perusahaan sejak Desember sudah terendam banjir. Hal tersebut membuat perusahaan merugi. “Sekarang perusahaan dan petani tidak bisa memanen karena TBS nya membusuk sedangkan tanaman sawitnya masih bisa digunakan,” terang Prasetya usai dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Kabupaten Muba.
Humas PT Pinago Utama, Arkadius
mengaku kerugian perusahaan dan petani kian dirasakan. “Untuk lahan Pinago
sekitar ribuan hektare yang terendam banjir. Sehingga banyak TBS yang busuk tak
bisa dipanen,” ungkapnya.(sid/lia)
|
Sumber : Sumatera Ekspres, 27.02.13.
[English Free Translation]
After immersion flooding several weeks, a number of waypoints (Jalinteng)
in the district of Musi Banyuasin (Muba) severely damaged. As an example, in
Jalan Kayuare, Sekayu District, Central Crossing or Jalan Lintas Tengah, the
road conditions even create congestion along the 1-2 km, from Palembang to
Sekayu direction.
No comments:
Post a Comment