PALEMBANG – Banjir yang melanda
beberapa daerah di Sumsel belakangan ini tidak hanya menggenangi permukiman
warga. Ada puluhan titik jalan, khususnya jalan nasional yang tergenang
banjir. Akibatnya, terjadi kerusakan yang memerlukan pemeliharaan maupun
perbaikan segera.
Adanya kerusakan ruas jalan nasional
diungkap Kepala SNVT Wilayah I Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN)
Wilayah III, Ir H Junaidi kepada koran ini. ”Kalau dilihat persentasenya dari
total panjang jalan lintas timur (Jalintim) dan jalan lintas tengah
(Jalinteng) yang mencapai 650 km memang kecil. Tapi kalau dilihat panjangnya,
sekitar 4 km,” ungkapnya.
4 km ruas jalan nasional yang rusak
itu tersebar pada puluhan titik, di sejumlah kabupaten/kota di Sumsel.
Terbanyak, kata Junaidi, ada di ruas Sekayu (Muba) – Muara Beliti (Mura).
”Ada 52 titik jalan nasional yang tergenang dan harus diperbaiki,” ucapnya.
Kerusakan cukup parah juga terjadi di
Celika, OKI dengan panjang total dari beberapa titik rusak sekitar 400 meter.
Lalu di kawasan Inderalaya, dari Terminal Karya Jaya, Meranjat dan lokasi
lain. ”Saat jalan terendam banjir, terjadi perlemahan pada konstruksi aspal.
Kalau sudah begitu, akan mudah sekali rusak. Mau tidak mau harus diperbaiki,”
beber Junaidi.
Nah, penanganan jalan pascatergenang
banjir inilah yang cukup berat. Pasalnya, diperlukan dana yang tidak sedikit.
Dikatakannya, untuk pemeliharaan saja dengan melakukan overlay (pengaspalan)
dibutuhkan sekitar Rp800 juta per 1 km. ”Kalau dikali 4 km, ya seitar Rp3,2
miliar. Tapi jika harus diperbaiki/peningkatan kualitas jalan, maka untuk 1
km diperlukan dana sekitar Rp2,5 miliar,” tuturnya.
Dengan kata lain, jika diperlukan
pemeliharaan dan atau perbaikan, paling tidak diperlukan anggaran Rp10
miliar. Itulah kira-kira kerugian yang diderita negara akibat banjir yang
melanda Sumsel, khususnya untuk kerusakan Jalintim dan Jalinteng. Tak hanya
jalan, kerusakan akibat banjir juga terjadi pada jembatan. Salah satunya di
ruas Jalinteng, yakni jembatan di Kecamatan Lawang Wetan, Muba.
Dimana untuk membangun kembali
jembatan permanen dari beton, diperlukan anggaran sekitar Rp3,5 miliar.
Ditambahkannya, pemeliharaan dan perbaikan akan dilakukan secepatnya setelah
banjir surut. Dana yang ada saat ini mungkin tidak mencukupi sehingga
pihaknya, ucap Junaidi, akan mengajukan tambahan anggaran ke pemerintah
pusat. ”Perlu dana tambahan, sekitar Rp3-4 miliar lagi,” tukasnya.
Sementara itu, dalam rencana anggaran
2014, Pemprov Sumsel tampaknya akan memokuskan pembangunan pada sektor
infrastruktur jalan. Arah program itu diungkapkan Kepala Bappeda Sumsel
Yohanes H Toruan, belum lama ini.
“Dari rencana APBD Rp7 triliun tahun
depan, disepakati kalau Rp1,5 triliunnya khusus untuk pembangunan jalan,”
jelasnya. Dana yang nominalnya dua kali dari alokasi anggaran tahun ini
diperuntukkan sepenuhnya untuk pembangunan dan perbaikan jalan. Termasuk
kemungkinan pemeliharaan jalan nonstatus, seperti Jl TAA. ”Pada 26 Februari
kita akan bertemu Bethel, konsultan yang mendesain TAA untuk negosiasi
kembali dan melakukan studi kelayakan ulang,” bebernya. (tha/cj6/ce2)
|
Sumber : Sumatera Ekspres, 25.02.13.
[English Free Translation]
Floods that hit several areas in South Sumatera lately
not only inundate settlements. There are dozens of waypoints, particularly
national roads flooded. As a result, any damage that requires maintenance or
repairs soon.
No comments:
Post a Comment