SuRaBaYa: Rabu 12/11, Dewan Komisaris (Dekom) dan
Direksi
PT Kereta Api Logistik (KALOG) melakukan kunjungan kerja ke Surabaya,
selama 2 (dua) hari, mulai 12/11 sampai dengan 13/11. Tujuan kunjungan
beragam deh.
Kunjungan pertama, ke Terminal Teluk Lamong (TTL)
dan ini merupakan kunjungan balasan dari kunjungan sebelumnya yang sudah
dilakukan oleh kedua belah pihak. Memorandum of Understanding (MoU) tengah
digodok dan diharapkan di kunjungan berikutnya sudah oke.
Selain melakukan silaturahim, kunjungan kali ini membawa
serta Dekom untuk melihat secara langsung situasi di lapangan, agar dalam pengambilan keputusan, benar-benar merupakan hasil yang terbaik. Siiip.
Sebelum pulang, rombonga KALOG sempat diajak berkeliling
ke pelabuhan anyar, yang kebetulan diresmikan hari ini juga. Melihat kapal
perdana yang sandar di Terminal Teluk Lamong, “Ïntan Daya 4”. Tooop.
--- quote ---
(artikel) Terminal Internasional Teluk Lamong
Segera Beroperasi
Bisnis.com, SURABAYA—Operasional
dermaga internasional Terminal Teluk Lamong dilaksanakan 2 bulan mendatang
menyusul keberhasilan operasional bongkar muat peti kemas di dermaga domestik.
Direktur Operasional dan Teknik
PT Terminal Teluk Lamong Agung Kresno Sarwono mengatakan pelayaran
internasional yang kini sandar di terminal Berlian Jasa Terminal Indonesia
(BJTI) akan berpindah ke Teluk Lamong.
“Internasional mayoritas dari eks
BJTI seperti COSCO dan diharapkan bisa Januari dengan jadwal mingguan karena
mereka ke Singapura biasanya,” katanya di sela-sela operasional komersial
perdana Terminal Teluk Lamong dermaga domestik, Rabu (12/11/2014).
Operasional perdana di Teluk
Lamong melibatkan kapal Intan Daya 4 milik PT Maskapai Pelayaran Pulau Laut.
Kapal rute Surabaya-Jakarta-Perawang (Pekanbaru)-Surabaya ini menurunkan peti
kemas 156 TEUs dan memuat 134 TEUs.
Kapal ini sedianya bersandar dua
kali dalam sebulan di dermaga Domestik Teluk Lamong – yang dilengkapi 3 ship to
shore crane (STS Crane). Sedangkan dua STS terpasang di dermaga internasional
yang dijadwalkan Januari beroperasi.
Agung menguraikan kendala gudang
menyebabkan respons pelayaran domestik lambat dibandingkan internasional. Baru
satu maskapai bersedia sandar dengan jadwal 2 kali dalam sebulan.
“Domestik sering menggunakan depo
pelayaran, sebagian besar di Perak sehingga jauh. Ini jadi pertimbangan
domestik. Tapi mereka mulai bangun depo di sekitar Teluk Lamong,” jelasnya.
Menurutnya kendala jarak tersebut
menjadikan pelayaran domestik belum memanfaatkan Teluk Lamong. Jarak Tanjung
Perak-Teluk Lamong sekitar 2 kilometer. Persoalan jarak menjadikan efisiensi
waktu terminal baru belum memberi nilai tambah dibandingkan bongkar-muat di
Tanjung Perak.
Commercial Director Pelayaran
Pulau Laut Hamdan Yasin mengatakan bila menggunakan terminal di Tanjung Perak
bongkar muat memerlukan waktu 24 jam. Sedangkan di Teluk Lamong memerlukan 8-10
jam.
“Tarif sama dengan di TPS akan
tetapi waktu menjadi nilai tambah,” katanya di sela-sela bongkar-muat peti
kemas kapal Intan Daya 4.
Hamdan menjelaskan dengan selisih
waktu maka efisiensi lebih besar karena biaya kapal US$2.500-US$3.000 per jam
bisa berkurang. Sedangkan tarif penanganan kontainer (container handling
charge) Rp61.000 per boks sama seperti di Terminal Petikemas Surabaya.
Sumber : Bisnis Indonesia,
12.11.14.
--- unquote ---
Info lainnya dihari ini karena berkenaan dengan kunjungan
ke Terminal Petikemas Surabaya (TPS) namun akan dilaporkan di hari berikutnya.
Kepanjangan beritanya, ngeri Pembaca bosen bacanya.
Sumber : KALOG / Foto : RAM - Syatriya.
[English Free Translation]
The Board of Commissioners and Board of Directors of PT
Kereta Api Logistik (KALOG) on Wednesday, 12/11 to Terminal Teluk Lamong (TTL),
Surabaya Pasar Turi Station (SBI) and the Terminal Petikemas Surabaya (TPS).
Coverage of SBI and TPS will follow.
No comments:
Post a Comment