JAKARTA
: PT KAI membukukan pendapatan sepanjang 2016
sebesar Rp14,5 T atau tumbuh 4,3%
daripada pencapaian tahun sebelumnya. Direktur
Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan, pencapaian pendapatan
perusahaan pada akhir tahun lalu sebesar Rp14,5 T itu hanya sebesar 95% dari target yang ditetapkan
perseroan. Pelemahan pertumbuhan pendapatan itu salah satunya karena kinerja KA barang yang kurang bagus.
"Pada
2016, angkutan barang masih belum bagus. Mayoritas angkutan barang itu batu
bara (belum bagus) di Sumsel itu. Jadi, ini belum tercapai," katanya.
Didiek menuturkan, perseroan berhasil meraup laba sebesar Rp1,02 T atau sekitar
7% dari total pendapatan sepanjang 2016.
Persentase
tersebut, paparnya, lebih rendah dibandingkan dengan perbandingan laba dan
pendapatan 2015 sebesar 10%. Pada kuartal pertama 2017, Didiek memaparkan PT
KAI bisa meraup pendapatan Rp5,4 T atau mengalami peningkatan sebesar 25%
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Dari
Rp5,4 T tersebut, paparnya, KA penumpang memberikan kontribusi sebesar Rp2,06 T
atau naik 24% ketimbang periode yang sama 2016. Adapun, KA barang memberikan
sumbangan sebesar Rpl,75 T atau naik 18% dari periode yang sama tahun lalu.
Dia
mengungkapkan, ke depan perusahaan akan memakan biaya belanja modal (capital
expenditure/ capex) cukup besar mengingat KAI sedang melakukan peremajaan
kereta yang telah berusia di atas 30 tahun.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 18.05.17.
[English
Free Translation]
PT
KAI booked revenues during 2016 of Rp14.5 T or grew 4.3% compared to the
previous year's achievement. Finance Director of PT KAI Didiek Hartantyo
revealed that the company's revenue achievement at the end of last year
amounted to Rp14.5 T, which is only 95% of the target set by the company. The weakening
of revenue growth is one of them because the performance of the freight train
is still not optimise.
No comments:
Post a Comment