JAKARTA:
PT KAI belum lama ini disentil Menteri
Perhubungan Ignasius Jonan. Operator tunggal perkeretaapian di Tanah Air itu membiarkan ‘ular besi’ berusia tua terus melaju di
atas rel. Sentilan itu disampaikan Jonan kala ia mengunjungi Stasun Pasar Senen yang menjadi pusat
keberangkatan kereta api kelas ekonomi.
Jonan
mendesak badan usaha milik negara itu segera mengganti kereta yang sudah
berusia lebih dari 30 tahun.
Permintaan itu jelas tak bisa dianggap sepele, karena memang sekitar 800 dari 1.600 kereta yang dimiliki KAI sudah berusia senja.
Artinya,
perusahaan harus mengganti 51%
kereta miliknya, jika ingin mengikuti perintah Menteri Jonan. KAI tentu harus
memikirkan strategi yang tepat untuk dapat merealisasikan permintaan Menteri
Jonan di tengah keterbatasan dana, karena perusahaan juga sedang terlibat dalam
pembangunan kereta api cepat Bandung yang menyedot banyak anggaran.
Djoko Setijowarno, Pakar Tata Kota dan
Transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengatakan permintaan
untuk mengganti kereta yang sudah berusia lebih dari 30 tahun merupakan hal
yang baik. Pasalnya, hal itu terkait langsung dengan aspek keselamatan dalam
transportasi masal.
“Memang
kereta yang usianya sudah lebih dari 30 tahun itu sudah harus diganti. Hanya
saja selama ini kereta milik KAI banyak yang sudah lebih dari 30 tahun,
terutama kereta kelas ekonomi, dan itu memang harus diganti,” katanya, Rabu
(22/6).
Meski
demikian, penggantian kereta yang sudah tua itu tidak boleh sampai mengganggu
operasional KAI. Perseroan harus menyusun agenda peremajaan kereta, sehingga
tidak merugikan masyarakat pengguna kereta api.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 24.06.16.
[English
Free Translation]
PT
KAI has recently quipped by Transport Minister Ignasius Jonan. The single
operator in the country's railways let 'iron snake' old age kept going on the
tracks. Jonan’s scolding was delivered when he visited stasun Pasar Senen.
No comments:
Post a Comment