Bisnis.com, JAKARTA - Pada tahun ini PT KAI
(Kereta Api Indonesia) mengoperasikan 200 loko atau rangkaian pengangkut
barang, tersebar di Jawa dan Sumatra. Batubara masih sebagai sumber pendapatan
dominan di sektor bisnis ini.
VP Pemasaran dan Bina Pelanggan
Angkutan Barang PT KAI Hendy Helmy mengatakan untuk menggenjot pendapatan
maksimal dari angkutan barang, pihaknya mendatangkan 150 rangkaian baru. Untuk
Jawa, dijatah 100 unit, sedangkan Sumatra mendapatkan penambahan 50 unit.
"Jadi total dengan yang eksisting sekitar 200 rangkaian telah
kami operasikan. Hal ini untuk menjadikan kereta api sebagai moda alternatif di
samping jalan raya bagi pengangkutan logistik," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis
(20/3).
KAI menarget hingga 2017,
sumbangsih pendapatan melalui jasa angkutan barang mencapai 55% berbanding 45%
angkutan penumpang. Saat ini, pendapatan KAI masih didominasi jasa angkutan
penumpang hingga 48%.
Sampai saat ini, angkutan barang kereta dengan kontainer, masih
didominasi barang-barang ritel atau FMCG (fast
mover consumer goods), sebanyak 60%. Sedangkan untuk barang
ekspor-impor hanya meraih porsi 40%.
Di lain pihak, kontribusi
pendapatan terbesar justru datang dari pengangkutan batubara. Bahkan, menurut
Helmy, sumbangan pendapatan itu mencapai 70% dari keseluruhan jasa angkutan
barang.
Saat ini manajemen KAI menilai
bahwa angkutan logistik harus ditopang armada mereka. Sebab, terdapat 24% nilai
inflasi disumbang dari biaya logistik yang mahal. "Kami juga akan menjadi
moda green transportation, kalau trucking harus membenahi dirinya dulu."
Sumber : Bisnis Indonesia,
20.03.14.
[English Free Translation]
This year, PT Kereta Api
Indonesia (Persero) or PT KAI (Indonesian Railways) operates 200 locomotives in
Java and Sumatera. Coal is the dominant source of income in this business
sector.
No comments:
Post a Comment