JaKaRTa : Sejak Kamis tgl 14/12 sebenarnya KALOGers
sudah rapat di CITOS dari jam 10.00 (berarti berangkat dari kantor
lebih awal dunk), siangnya ketemu Customer di torpus KALOG dan sorenya sidak lapangan di JAKG.
Nah sorenya, berhubung punya waktu
senggang dan KALOGers lainnya sudah selesai gaweannya maka secara spontan kita
ajak jelong2 ke Kota Tua Batavia.
Berangkat dari kantor usai shalat Isya supaya klo kecapean, urusan shalatnya
beres juga he he he.
Gak usah cerita sisi gaweannya
karena klo udah edisi hari Sabtu + Minggu,
waktunya buat sharing yang ringa dan yang lucu aja. Itu pun klo bisa tetapi
kalo ada yang lebih urgent, ya didahulukan ‘lah. Misal isu Rotasi + Mutasi.
Secuil info ato sejarah tentang Kota
Tua yang kami cuplik dari Wikipedia
sebagai bekal bagi Anda yang ngebet ato kepengen bingitz berfoto di lokasi ini.
Di jamin gak pernah ngrasa tuwir kecuali ada kesan abadi karena ditopang seni
bangunan jaman kolonial Hindia Belanda
yang terkenal monumental.
Kota Tua Jakarta, juga dikenal
dengan sebutan Batavia Lama (Oud
Batavia), sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia dan memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka).
Dijuluki "Permata Asia" dan
"Ratu dari Timur" pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat
perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya
melimpah.
Tahun 1526, Fatahillah, dikirim oleh Kesultanan
Demak, menyerang pelabuhan Sunda
Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran,
kemudian dinamai Jayakarta. Kota ini
hanya seluas 15 hektare dan memiliki
tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
Tahun 1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan Pieterszoon Coen. Satu tahun
kemudian, VOC membangun kota baru bernama Batavia
untuk menghormati Batavieren,
leluhur bangsa Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai
Ciliwung, saat ini Lapangan Fatahillah.
Penduduk Batavia disebut
"Batavianen", kemudian dikenal sebagai suku "Betawi", terdiri dari etnis kreol yang merupakan
keturunan dari berbagai etnis yang menghuni Batavia.
Tahun 1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai Ciliwung, di
reruntuhan bekas Jayakarta. Kota ini dirancang dengan gaya Belanda Eropa
lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota, dan kanal. Kota ini
diatur dalam beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal.
Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Batavia kemudian menjadi kantor
pusat VOC di Hindia Timur. Kanal-kanal diisi karena munculnya wabah tropis di
dalam dinding kota karena sanitasi buruk. Kota ini mulai meluas ke selatan
setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak orang keluar dari kota
sempit itu menuju wilayah Weltevreden
(sekarang daerah di sekitar Lapangan Merdeka).
Batavia kemudian menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda.
Tahun 1942, selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu
kota Indonesia sampai sekarang.
Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekret yang resmi
menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan cagar budaya. Keputusan
gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota — atau
setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana.
Berikut ini dokumentasi KALOGers
yang jelong2 ke Kota Tua di malam hari. Maunya sih siang ato sore, tapi khan
klo ada gawean gak mungkin lah ditinggal2 dan wajib didahulukan pekerjaan dulu.
Gitu aja..
Oh iya, pulang berkeliling dan berfoto, kehausan, kecapean dan akhirnya mampir ke Dunkin Donuts buat melepas lelah dan ngadem he he he. Plus berfoto juga ha ha ha. Sotoy, dasar bawaan narsis, susah deh.
Dokumentasi terlampir.
Sumber : KALOG / Foto : RAM.
[English Free Translation]
Since Thursday – December 14th,
actually KALOGers had a meeting at CITOS from 10.00 (meaning leaving from
office earlier), afternoon to meet the Customer in KALOG HQ and in the evening,
sudden visit in JAKG. Later that night, after finish with the main jobs, we stop
by to enjoy the night atmosphere in Batavia Old Town.
No comments:
Post a Comment