SeMaRaNG : Setelah sempat bersemedi
selama 2 (dua) bulan lebih ... ehh ngeluyur
lagi ke timur. Gampangannya, ke Jawa
Tengah + Jawa Timur. Biasa sambil dinas, jangan lupa jalin silaturahim dan kembangkan jaringan bisnis. Saat ini mungkin belum terpakai tapi
suatu hari nanti, pastinya akan.
Ngomong2 hari pertama biz trip (H1), kota yang dituju Semarang dan target yang dituju yakni cek fasilitas fisik dalam
kaitan antisipasi angkutan limbah B3 dari area CY Ronggowarsito. Selain itu, memastikan pemasangan lampu utama + peninggian tiang lampu dlsb di
Ronggowarsito berjalan sesuai harapan. Intinya kita lakukan perbaikan terus.
Masih ada pekerjaan rumah (PR) lain yang cukup berat karena berbiaya besar
namun cepat ato lambat, pasti dikerjakan juga. It's about priority. Disela-sela kerja, saat istirahat makan siang
menyempatkan juga explore area Semarang
Kota Lama, termasuk tempat kuliner-nya.
Salah satunya RM Pringsewu.
Sedikit tentang sejarah resto makan
djadoel – yang menurut Andi Pamungkas
selaku Manajer Pringsewu Semarang – dulunya
merupakan gedung tua bekas gudang gula
gak terurus.
Siapa yang punya ? Ternyata
pemiliknya bernama Oei Tiong Ham
(1866-1924). Beliau membangun gudang besar dan sekarang bisa dilihat,
skalian bisa berfoto mengabadikan sudut2 menarik dedung ini. Dijamin
Instagrammable.
Dia adalah putra Oei Tjie Sien, pendiri kongsi dagang multinasional Kian-Gwan.
Ia lahir di Semarang, Jawa Tengah. Ia adalah seorang pengusaha gula keturunan Cina yang sukses dan merupakan orang
terpandang di Semarang. Bahkan, Belanda pun segan dengannya.
Nama Oei Tiong Ham mulai terkenal
ketika ia mendirikan Oei Tiong Ham
Concern (OTHC) yang nantinya akan menjadi perusahaan terbesar di Hindia Belanda pada masa kolonial dan
periode awal kemerdekaan Indonesia. OTHC sendiri merupakan pengembangan dari
kongsi dagang Kian Gwan milik ayahnya.
Pada tahun 1890, Oei Tiong Ham mengambil-alih operasi Kian Gwan dan
mengembangkan usahanya hingga mampu melingkupi perdagangan karet, kapuk, gambir, tapioka dan kopi.
Oei Tjie Sien (1835-1900) menetap di
Semarang sejak tahun 1858 di usia 23 tahun dan Oei Tiong Ham lahir pada 19-11-1866. Ia merupakan anak ke-2
dari 8 sodara. Ia merupakan salah satu konglomerat dimasanya dengan 5 pabrik gula. Oei meninggal di Singapura tahun 1924.
Pada tahun 1961, OTHC dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia
berdasarkan SK Menteri Kompartemen
Keuangan tgl 19 Agustus 1964 dan dimasukkan dalam kelompok Rajawali Nusindo ato RNI Group.
Sebelum meneruskan perjalanan,
sempat bertemu kawan2 lama yang punya tujuan sama (padahal gak janjian), ada
dari ex KMDI, Hanoman, MKI dan ada
aja, semisal pemilik trucking di seputaran Semarang. Seneng aja.
Sebagai info tambahan, datang
menggunakan KA Argo Sindoro dari
Gambir hari Selasa tgl 19/02 jam 16.15
dan berangkat lanjut ke Surabaya hari
Rabu tgl 20/02 via KA 2 Argo Anggrek
Pagi jam 15.09 serta keesokan harinya menggunakan KA 3 Argo Bromo Anggrek jam 20.00 dari Stasiun Surabaya Pasar Turi
/ SBI balik ke JKT he he he. Done.
Dokumentasi selama biz trip di
Semarang alias H1, terlampir.
Sumber : KALOG / Foto : RAM - Apri
JO BKALOG.
[English Free Translation]
the first day of biz trip (H1), the
visit to Semarang and the intended target was to check physical facilities in
connection with anticipating transportation of waste cargoes from the
Ronggowarsito area. In addition, ensuring the installation of the headlights +
elevation of the lamp post at Ronggowarsito runs as expected. Also had time to
meet old friends plus culinary in Pringsewu Resto. Done.
No comments:
Post a Comment