Bisnis.com, JAKARTA - IoT Forum Indonesia bersama pelaku
bisnis mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan regulasi terkait
penerapan teknologi internet of things
(IoT) di Indonesia.
Ketua IoT Forum Indonesia Teguh Prasetya mengatakan pemerintah perlu sesegera mungkin
menyelesaikan regulasi untuk mempercepat pembentukan dan pengembangan ekosistem
IoT.
Pasar IoT Indonesia dinilai sangat
besar. Teguh menyampaikan diprediksi pada 2022 mendatang pasar IoT dalam
negeri akan tumbuh hingga Rp444 triliun.
Teguh juga mengatakan pihaknya
memperkirakan pada 2022, akan ada 400 juta sensor yang terpasang di seluruh
penjuru Indonesia. Hal ini didorong oleh digitalisasi dan peningkatan
konektivitas di berbagai wilayah.
Selain itu, dia menyampaikan
optimisme bahwa pada 2025, sebagian besar APBN Indonesia akan disokong oleh
bisnis IoT dari semua lapisan, mulai dari perangkat, jaringan, aplikasi,
platform, hingga solusi.
"Pasar IoT sangat besar, kami
berharap pemerintah segera mengeluarkan aturan terkait, sehingga tahun 2019
kita akan attack the market bukan hanya komersialisasi," katanya di Jakarta,
Selasa (27/11).
Secara spesifik, Teguh mengatakan
pihaknya mendorong tiga hal berkaitan dengan regulasi IoT. Pertama, penetapan framework
atau peta jalan IoT Indonesia sebagai patokan bagi para pelaku industri.
Kedua, sertifikasi perangkat IoT untuk melindungi
pengguna terkait keamanan data dan kesehatan dari radiasi. Ketiga, penetapan
frekuensi untuk pelaku yang menggunakan jaringan non-seluler.
Dia mengungkapkan bahwa pemerintah
saat ini tengah melakukan pengujian jaringan di rentang frekuensi 919 MHz hingga 923 Mhz.
Sementara, Dirjen Standar Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Ismail
mengatakan regulasi terkait frekuensi
untuk IoT unlicensed ditargetkan rampung akhir tahun ini.
"Saat ini masih dilakukan lab
tes, kami usahakan selesai secepatnya dan regulasi keluar akhir 2018,"
katanya.
Namun demikian, dia menyampaikan
bahwa pelaku industri IoT perlu memperhatikan beberapa hal penting dalam hal implementasi teknologi tersebut.
Pertama, IoT bukan sekedar konektivitas
tapi membangun ekosistem dan bisnis model yang dapat menyelesaikan permasalahan
publik.
Untuk itu, menurutnya diperlukan
edukasi yang masif ke berbagai pelaku industri mengenai manfaat adopsi IoT
mulai dari efisiensi hingga peningkatan pendapatan.
"Bisnis IoT kan tidak berdiri
sendiri, perlu kolaborasi dengan berbagai sektor industri" ujarnya.
Kedua, pembentukan sumber daya manusia atau
talenta digital. Menurut Ismail, tugas ini tidak hanya menjadi tanggungan
pemerintah tetapi juga para pelaku industri sebagai pemain utamanya.
Ketiga, pengembangan aplikasi diatas
platform IoT yang harus dilakukan oleh pemain lokal. Oleh karena itu,
menurutnya, model bisnis yang disusun sejak awal menjadi sangat penting untuk
dapat diterapkan dalam bentuk aplikasi berbasis IoT untuk memecahkan berbagai
masalah riil di Indonesia.
"Sekarang harus difokuskan
untuk membangun ekosistem IoT di Indonesia dulu, pemerintah dalam hal ini akan
bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait,"
katanya.
Sumber : Bisnis, 28.11.18.
[English Free Translation]
IoT Forum Indonesia together with
business people encourage the government to immediately issue regulations related
to the application of internet of things (IoT) technology in Indonesia.
IoT Forum Chairperson Indonesia
Teguh Prasetya said the government needs to immediately resolve regulations to
accelerate the formation and development of the IoT ecosystem.
No comments:
Post a Comment