SEMARANG : Semarang direncanakan menjadi pusat angkutan KA logistik di Jawa Tengah. Dipilihnya Semarang, karena merupakan
wilayah favorit para pengusaha industri. Ini karena UMR di Jateng masih
terjangkau dibandingkan dengan Jabodetabek
dan Jatim.
Hanya saja, proses pembangunan
proyek KA Pelabuhan Tanjung Emas-Stasiun
Tawang saat ini masih berkendala masalah tumpang tindih sertifikat milik
warga Kebonharjo, Semarang Utara, dengan
KAI.
“Guna mengantisipasi transportasi
logistik massal dari dunia industri, akan menggunakan angkutan KA. Khususnya
bagi transportasi logistik dari Tanjung Emas menuju semua kawasan industri di
Jateng. Diharapkan pemerintah pusat bisa mendorong percepatan anggaran bagi
permasalahan Kebonharjo, Semarang Utara,” kata Bambang Haryo Soekarno, anggota Komisi VI DPR RI.
Menurutnya. Solo sebenarnya telah memiliki dry
port. Hanya saja, permasalahan di Stasiun
Jebres, Solo, terminal kontainer justru dipakai untuk menumpuk tiang-tiang
listrik aliran atas. Tiang itu digunakan untuk elektrifikasi jalur Solo, Jogja, dan Purworejo.
"Kami akan mendesak Kemenhub
untuk segera mengeluarkan tiang-tiang listrik itu dari kawasan Jebres,"
kata dia. Angkutan KA logistik, lanjut dia, dimaksudkan untuk menekan biaya
pengiriman menjadi lebih murah. Satu kontainer nanti bisa memuat 40 ton. Beban angkutan sebesar itu
tidak diperbolehkan melintas di jalan raya, yang hanya mampu hingga 20 ton.
Sementara itu, EVP Daop 4 Wiwik Widayanti mengungkapkan, terminal kontainer telah
disiapkan di wilayah Ronggowarsito dan Brumbung. Ia juga masih menunggu
reaktivasi jalur kereta dari Tanjung Emas ke Stasiun Tawang agar KA logistik
dapat difungsikan maksimal.
"Setiap hari ada sekitar 30 KA
barang yang melintas, baik dari arah timur maupun barat. Adapun KA barang yang
berangkat dari Semarang, sementara ini baru ada 3 kereta," ungkapnya.
Sumber : Suara Merdeka, 29.01.18.
Catatan.
Berita terkait, silahkan baca [KU-027/2018]
Komisi VI Dorong Optimalisasi Kereta Barang, edisi hari Sabtu tgl
27/01/18.
[English Free Translation]
Semarang is planned to be the center
of logistic rail transport in Central Java. The choice of Semarang, because it
is a favorite area of industrial entrepreneurs. Also due to regional minimum
wages or UMR in Central Java is still affordable compared to Jabodetabek and
East Java.
No comments:
Post a Comment