JaKaRTa : Bagi tim Business Development (BD ato BusDev),
ngelobi sebuah perusahaan untuk bisa mendapatkan hasil optimal butuh energi dan
upaya ekstra sehingga hasil yang didapat sesuai. Setidaknya, tim BD KALOG terus
berupaya menyempurnakan model apa yang sudah ada saat ini.
Terbukti dengan semakin banyaknya institusi dan pihak
yang mengundang untuk sharing experience, sharing ideas hingga tingkat
presentasi. Tugas BD adalah bagaimana meyakinkan kandidat mitra kerja dengan
capaikan kinerja yang sudah didapat KALOG selama ini.
Go or No Go jadi pertimbangan manajemen
setelah BD merilis kajian studi kelayakan, tentunya. Apakah bisa dijalankan ato
tidak, pihak eksternal akan memiliki pandangan lain terutama dari sisi operasi
dan komersil.
Pertemuan pertama, dilaksanakan di Fairmont Hotel kawasan Senayan situ
deh. Pihak yang ditemui lembaga pembiayaan kelas dunia dan KALOG sejujurnya
ingin mendapat masukan, bagaimana mengelola bisnis dengan baik dan transparan.
Hasil diskusi, bisnis KALOG tergolong cukup bagus dan
kedepannya, bisa memilih mitra kerja yang memiliki pengalaman, dana/modal serta
jaringan pemasaran yang mumpuni. KALOG akan menyeleksi hal2 tsb menjadi bagian
dari program transparansi.
Dari KALOG, diwakili tim Business Development
sedangkan dari pihak pengundang, ada Guidance
Investments (baik perwakilan Indonesia maupun Singapura) serta ADIA / Abu Dhabi investment Authority – diwakili Deputy Head dan Head of Risk Asia Pacific.
Pertemuan ke-2, dilaksanakan di kantor KALOG saat
menjamu perwakilan PT Ronggolawe Sukses
Mandiri yang juga merupakan BUMD
Kabupaten Tuban. Kerjasama yang dirintis menyangkut angkutan gas dari Tuban
ke berbagai daerah di Pulau Jawa.
Baik KALOG dan Ronggolawe sepakat untuk membuat draft
SOP untuk angkutan gas dan mekanisme selanjutnya akan dibahas dalam berikutnya.
Terdapat sejumlah isu yang memerlukan klarifikasi lebih lanjut karena terkait
kebijakan dari ESDM maupun PT KAI.
Dan, pertemuan ke-3, menghadiri undangan dari Kedutaan Besar Australia yang kebetulan
memanfaatkan rumah tinggal sang Duta
Besar – Mr Paul Grigson, untuk mengumpulkan pengusaha, admin asosiasi serta
operator logistik yang dianggap bisa berkontribusi dalam pemecahan masalah di
forum terbatas ini.
Acara ini konon diselenggarakan secara rutin oleh
pihak Kedutaan Besar Australia tetapi topik bahasannya beragam sehingga peserta
undangan pun disesuaikan. Demikian penjelasan dari salah satu staf Kedubes.
Dokumentasi kegiatan yang dapat diarsipkan hanya yang
berada di Kedutaan Besar Australia. Adapun tema diskusi saat itu, Supply Chans : Rethinking Geography.
Acara dimulai pukul 18.00 dan selesai sekitar 20.30. Thanks for the invitation.
Dokumentasi hasil survei bareng terlampir.
Sumber : KALOG / Foto : RAM – Mahar.
[English Free Translation]
In a day, there are 3 (three) meetings to be completed
and thank to God everything done at the first. The place, incidentally in
Jakarta and still can be reached by a limited time. Three meetings in 3
different places are usually impossible. But completely done.
No comments:
Post a Comment