CiReBoN
: Kegiatan Posko Angkutan Lebaran
(Angleb) 2017 bagi insan perkeretaapian, biasanya dilakukan di berbagai
kota dan stasiun di Tanah Jawa. Khusus tahun ini, areanya menyebar di Jawa Barat dan kudu memikirkan angkutan
kesananya.
Pasalnya,
ada Jatibarang (JTB), Purwakarta (PWK) dan Bogor (BOO) serta. Stasiun besarnya
ada Cirebon Prujalan di Daop 3 Cn dan Pasar Senen (PSE) di Daop 1 Jak. Tahun
ini sama sekali gak nyangkut ke Stasiun Bandung
(BD) sama sekali ha ha ha …
Kebetulan
kali ini dapat H1 di JTB dan H2 di Cn. Karena jadual posko siang maka paginya
meluangkan waktu piknik ke tempat wisata terdekat di dalam kota Cirebon, diantar
staf CSOS Stasiun Cirebon, thanks Rizky.
Dua
area piknik yang sempat disambangi yakni 1)
Keraton Kasepuhan Cirebon dan 2) Goa
Sunyaragi. Berkeliling dengan memanfaatkan taksi online dan memang,
terbantu bingitz dan gak repot jadinya. Booked,
Ride & Pay. So Simple.
Keraton Kasepuhan (mengutip dari Wikipedia dengan sejumlah
penyempurnaan), adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di
setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman
depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo di
dalamnya.
Keraton
Kasepuhan adalah kerajaan islam tempat para pendiri cirebon bertahta, disinilah
pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon
berdiri. Sayangnya, gak sempat mampir ke museum karena keterbatasan waktu tapi
sempat berkeliling ke setiap sudut keraton diantar abdi dalem.
Museum
keraton memiliki catatan yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka serta lukisan
koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dimiliki yaitu kereta Singa Barong yang merupakan kereta
kencana Sunan Gunung Jati. Kereta
tersebut saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Bagian
dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Di dalamnya
terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja. Yang jelas, setiap ornamen dan aksesori yang ada, memiliki makna dan simbol. Toooop abiiiz.
Contoh paling nyata, pemasangan keramik secara miring dengan indikator warna coklat - untuk kisah para nabi2 sedangkan warna biru, penggambaran keindahan negeri Kincir Angin dan seterusnya.
Contoh paling nyata, pemasangan keramik secara miring dengan indikator warna coklat - untuk kisah para nabi2 sedangkan warna biru, penggambaran keindahan negeri Kincir Angin dan seterusnya.
Sekilas
tentang Goa Sunyaragi, kita cuplik
dari Wikipedia sebagai berikut. Gua
Sunyaragi adalah sebuah gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon di mana terdapat bangunan mirip
candi yang disebut Gua Sunyaragi,
ato Taman Air Sunyaragi, ato disebut
juga Tamansari Sunyaragi.
Nama
"Sunyaragi"
berasal dari kata "sunya"
yang artinya adalah sepi dan "ragi"
yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta.
Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan
meditasi para Sultan Cirebon dan
keluarganya.
Yang
menarik dari bahan bangunan candi tsb yakni batu2 karang sehingga kesannya
kokoh dan seram tapi kesannya kuat. Dari sisi estetika agak kurang gimana gitu
tetapi tetap saja buat generasi penerus, wajib mengunjunginya.
Sejarah
berdirinya gua Sunyaragi memiliki dua buah versi, yang pertama adalah berita
lisan tentang sejarah berdirinya Gua Sunyaragi yang disampaikan secara
turun-temurun oleh para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton. Versi
tersebut lebih dikenal dengan sebutan versi Carub Kanda.
Versi
yang kedua adalah versi Caruban Nagari yaitu berdasarkan buku Purwaka Caruban
Nagari tulisan tangan Pangeran Kararangen atau Pangeran Arya Carbon tahun 1720.
Sejarah berdirinya gua Sunyaragi versi Caruban Nagari adalah yang digunakan
sebagai acuan para pemandu wisata gua Sunyaragi. Menurut versi ini, Gua
Sunyaragi didirikan tahun 1703 Masehi oleh Pangeran
Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati. Kompleks Sunyaragi lalu beberapa kali
mengalami perombakan dan perbaikan.
Menurut
Caruban Kandha dan beberapa catatan
dari Keraton Kasepuhan, Tamansari dibangun karena Pesanggrahan Giri Nur Sapta Rengga berubah fungsi menjadi tempat
pemakaman raja-raja Cirebon, yang sekarang dikenal sebagai Astana Gunung Jati.
Hal
itu dihubungkan dengan perluasan Keraton
Pakungwati (sekarang Keraton Kasepuhan Cirebon) yang terjadi pada tahun 1529 M, dengan pembangunan tembok
keliling keraton, Siti Inggil, dan
lain-lain. Sebagai data perbandingan, Siti Inggil dibangun dengan ditandai
candrasengkala Benteng Tinataan Bata yang menunjuk angka tahun 1529 M.
Dokumentasi
hasil piknik singkat, silahkan dilihat foto2nya dibawah ini. Tujuan Posko tetap
ada tapi jangan sampe menghabiskan waktu untuk sesuatu yang kurang bermanfaat.
Intinya, bisa2nya kita lah he he he.
Sumber
: KALOG / Foto : RAM.
[English
Free Translation]
Incidentally
picket this time, the task in Day 1 Jtb (Jatibarang) and Day 2 in Cn (Cirebon).
Because the picket schedule in Day 2 in daytime, then the morning time we spend
to visit the nearest tourist attraction within the city of Cirebon, accompany
by CSOS Cirebon Station, thanks Rizky.
No comments:
Post a Comment