JAKARTA
: Melihat kode seri di tiap lokomotif tua mungkin membuat penasaran. Tak hanya
lokomotif uap tua yang artistik di Museum
Kereta Ambarawa, tetapi juga masih dipakai untuk lokomotif diesel saat ini.
"Penomeran
itu dimulai sejak era kejayaan lokomotif-lokomotif Jerman," ujar Sudono Salah satu pionir Museum Kereta Ambarawa. Jika dilihat
seri tersebut bertuliskan campuran huruf dengan angka, seperti D30124, B5112, CC20015, dan yang
lainnya.
Ia
menjelaskan, ternyata huruf depan menunjukkan tenaga lokomotif tersebut, yaitu
jumlah gigi penggerak yang beroperasi di lokomotif. Semisal seri D, yang
merupakan urutan keempat dalam alfabet, berarti lokomotif tersebut memiliki 4
roda penggerak untuk menarik gerbong.
Ia
meneruskan, jika ketiganya ganjil atau tepatnya memiliki angka terakhir satu
seperti D30124 berarti hanya terdapat satu ruang masinis, atau dioperasikan
oleh satu masinis. Namun jika 3 angka pertama genap, atau bertuliskan D20021
berarti memiliki 2 ruang masinis.
Setelah
itu, 2 angka paling belakang merupakan penomoran lokomotif serupa yang ada di
Indonesia. Semisal D30124, berarti lokomotif tersebut urutan ke 24 dari
lokomotif serupa yang ada di Indonesia kala itu.
Ia
mengatakan, penobatan nomer seri tersebut dilakukan setelah sampai ke
Indonesia, yaitu oleh KAI.
Sumber
: Kompas, 19.12.16 / Foto : RAM.
[English
Free Translation]
Looking
at the code in each locomotive old series may be intriguing. Not only the old
steam locomotives which stored in Ambarawa Railway Museum, but also the
existing code still used for diesel locomotive at the moment. The numbering
starts since the golden era of Germany’s locomotives.
No comments:
Post a Comment