JAKARTA, KOMPAS.com – Industri
logistikdan pergudangan modern di Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan
bagi perusahaan asing.
Survei Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mengungkapkan, perusahaan yang
berbasis di Australia, Logos,
dipastikan berekspansi ke Indonesia dalam dua tahun ke depan.
Dari total suplai pergudangan baru
di wilayah Jabodetabek sampai 2021 yang
diprediksi sekitar 870.000 meter persegi,
Logos berkomitmen menyediakan gudang baru lebih dari 40 persen atau seluas
348.000 meter persegi.
Kemudian, diikuti oleh perusahaan
lokal Mega Manunggal Property (MMP)
sekitar 35 persen atau seluas 304.500 meter persegi, dan sisanya
oleh perusahaan lain sebanyak 25 persen atau
seluas 217.500 meter persegi.
“Logos dan MMP akan mendominasi
pasokan pergudangan baru paling tidak dalam dua tahun mendatang,” ujar Head of Research JLL Indonesia James Taylor
kepada Kompas.com, Selasa (16/4/2019).
Menurut James, Logos merupakan
perusahaan asing yang melihat potensi industri pergudangan di Indonesia dan
telah memiliki lahan untuk dikembangkan menjadi gudang modern. Contohnya di Pondok Ungu, Bekasi, yang saat ini
sedang dalam tahap penyelesaian.
Namun, dia tidak bisa menyebutkan
luas lahan dan nilai investasi yang dikucurkan untuk pembangunan gudang di
lokasi tersebut.
“Sementara MMP merupakan perusahaan
lokal yang mempunyai portofolio paling besar yang telah eksis dan akan terus
bertambah,” ucap James.
Dia menambahkan, ada pula perusahaan
lain yang selama ini sudah eksis dalam bisnis pergudangan di Indonesia, antara
lain DHL dan Kamadjaja Logistics.
Ketertarikan perusahaan asing dan
domestik di sektor logistik ini karena masih kurangnya pasokan. Sementara di
sisi lain, permintaannya tinggi.
Itulah yang membuat mereka
memanfaatkan kesempatan untuk berinvestasi karena peluang pasar yang masih
begitu besar.
“Populasi dan perekonomian begitu
besar. Industri e-commerce juga
berkembang cepat. Kami berharap industri logistik masih
menjadi sektor favorit bagi para investor dalam beberapa tahun ke depan,”
tambah James.
Diperkirakan ada lebih dari 400.000 meter persegi ruang baru dalam
industri logistik pada 2019. Selanjutnya, sekitar 300.000 meter persegi pada 2020, dan kisaran 150.000 meter persegi pada 2021.
Untuk lokasinya, perkiraan suplai
paling banyak berada di Cikarang sekitar
45 persen, Bekasi lebih kurang 30
persen, dan wilayah lainnya 25 persen.
Sementara secara agregat, luas total
area industri dan pergudangan modern di wilayah Jabodetabek yaitu 1,5 juta persegi hingga kuartal I-2019.
Sebagian besar berlokasi di wilayah
timur Jakarta. Porsinya sebesar 66 persen atau seluas 990.000 meter persegi,
yang berlokasi di Bekasi, Karawang, dan
Purwakarta.
Sementara di wilayah barat Ibu Kota,
cakupannya mulai dari Tangerang, Serang,
sampai Cilegon, yakni 28 persen
atau seluas 420.000 meter persegi.
Sedangkan sisanya sebesar 6 persen
atau 90.000 meter persegi yang berada di Bogor.
Perusahaan logistik dan fast moving consumer goods (FMCG)
merupakan jenis usaha yang mendominasi permintaan.
Pembagiannya yaitu perusahaan logistik sekitar 48 persen, FMCG
20 persen, elektronik lebih kurang 18 persen, e-commerce sekitar 9
persen, dan industri otomotif hampir
5 persen.
“Perusahaan e-commerce menunjukkan
perkembangan positif pada permintaan gudang modern. Pengembang pun berusaha
memenuhi permintaan pasar untuk membangun space baru,” pungkas James.
Sumber : Kompas, 16.04.19.
[English Free Translation]
The modern logistics and warehousing
industry in Indonesia is a lucrative market for foreign companies. Jones Lang
LaSalle (JLL) Indonesia survey revealed that an Australian-based company,
Logos, is certain to expand to Indonesia in the next two years. Incredible !
No comments:
Post a Comment