JaKaRTa : Pergantian pimpinan di posisi puncak sebuah
perusahaan, dapat menentukan arah dan tujuan perusahaan yang dipimpinnya. Bila
sosok yang dipilih mumpuni dan perhatian, niscaya hubungan kerja akan berjalan
dengan baik dan harmonis.
Begitu juga sebaliknya. Supaya pandangan Pembaca gak
terbolak-balik, mari kita simak petikan wawancara reporter INSIGHT dengan pelaksana
tugas KALOG, Junaidi Nasution yang dimuat di edisi Juli 2017.
--- quote ----
Profil : Junaidi Nasution, Plt Dirut
KALOG
Memulai karirnya pada tahun 1997 di Kereta Api
Indonesia, sosok PLT Direktur Utama PT Kereta Api Logistik yang kerap disapa
Bapak Junaidi memiliki sejumlah pandangan tersendiri terhadap perusahaan yang
kini tengah ia pimpin.
Berbekal banyak pengalaman yang dapat menjadi pemicu dan
motivasi bagi segenap insan KALOG, beliau meluangkan waktunya disela-sela
kesibukannya untuk berbincang-bincang bersama dengan tim LOGin. Berikut ini
cuplikan hasil wawancara dengan Bapak Junaidi
Nasution PLT Direktur Utama PT Kereta Api Logistik
Dapatkah Bapak ceritakan secara singkat perjalanan
karir Bapak selama di KAI sampai dengan berkarya di KALOG sebagai PLT GU?
“Saya memulai karir sebagai Capeg PT Kereta Api
Indonesia pada tahun 1997, 2 tahun kemudian tepatnya tahun 1999 saya diberi
kepercayaan menjabat sebagai Kasubsi selama kurang lebih 4 tahun. Kemudian pada
tahun 2003 saya menjabat sebagai Wasi di Divre 3 Sumatera Selatan dan pada
tahun yang sama kembali menjabat sebagai Wasi di Daop 3 Cirebon.
Kemudian saya mengemban tugas sebagai Wasi di Daop 1
Jakarta selama kurang lebih 2 tahun. Pada tahun 2008, saya dipercaya sebagai
Kasi di Divre 2 Sumatera Barat dan kembali ditugaskan oleh Perusahaan untuk
menjabat Kasi di ujung timur pulau Jawa tepatnya di Daop 9 Jember dan kemudian
dilanjutkan sebagai Manager di Daop 3 Cirebon.
Pada tahun 2010 saya Kembali menjabat sebagai Manager
di Divre 3.1 Tanjung Karang dan dilanjutkan Manager di Daop 8 Surabaya sampai
dengan tahun 2012. Satu tahun kemudian saya kembali mengemban tugas sebagai
Senior Manager di Daop 1 Jakarta dilanjutkan Deputy VP Daop 2 Bandung, Deputy
VP di Divre 1 Sumatera Utara & Deputy EVP Daop 8 Surabaya tahun 2014.
Pada Tahun 2015 sebagai Deputy EVP Divre 3.1 Kertapati
Sumatera Selatan dilanjutkan ke Kantor Pusat Bandung sebagai EVP TIC, dan tahun
2017 sebagai EVP TI. Kemudian tepatnya per tanggal 20 Mei 2017 saya dipercaya
untuk mengemban amanah sebagai PLT Direktur Utama PT Kereta Api Logistik.”
Apa pencapaian dan hambatan terbesar Bapak selama
perjalanan karir Bapak?
“Pencapaian terbesar saya ialah selalu menjaga
prasarana agar tetap handal dan aman dilalui oleh kereta api sehingga
perjalanan kereta api menjadi tidak terhambat, serta memanfaatkan dan
mengembangkan SDM agar selalu tangguh untuk melakukan perawatan prasarana
tersebut, terutama untuk perawatan track dan jembatan.
Hambatan terbesar selama perjalanan karir saya
diantaranya ialah pada saat harus melakukan perawatan prasarana kereta api
dengan keterbatasan SDM dan dengan material yang tidak seratus persen sempurna
karena keterbatasan biaya perawatan sehingga kita harus benar-benar memiliki
strategi yang baik dengan skala prioritas, seperti apa saja yang menguntungkan
dari segi bisnisnya yaitu lintas prioritas yang harus ditangani, contohnya
ialah lintas utara yaitu dari Surabaya ke Jakarta. Namun kita juga tetap
memperhatikan lintas yang lainnya dengan mengandalkan aspek pembatasan
kecepatan.”
Menurut sudut pandang Bapak dilihat dari segi bisnis,
apakah potensi besar di KALOG yang bisa menjadi nilai jual lebih untuk
meningkatkan penjualan dan pendapatan KALOG?
“Bila dilihat dari potensi pasar, sebenarnya kita
dapat meningkatkan pendapatan KALOG melalui bisnis kontainer, meskipun saat ini
kita sedang kalah bersaing dengan angkutan truk karena memberikan tarif yang
lebih murah daripada kereta api. Namun itulah yang menjadi tantangan menarik
bagi kita untuk melihat komponen tarif yang dapat kita tekan dengan tidak
menyebabkan kerugian bagi kita sendiri, sehingga kita dapat bersaing tarif
dengan angkutan truk. Dan saya yakin customer tidak akan menggunakan angkutan
truk, bila sudah menggunakan angkutan kereta api”.
Dari keempat lini bisnis KALOG yang menjadi primadona
kita adalah bisnis batubara, karena kita tidak perlu lagi mencari Pasar dengan
sulit, yang perlu kita lakukan hanyalah pendekatan dengan baik dengan stake
holder meskipun kita hanya mengerjakan bongkar muatnya saja, namun bisnis
batubara menyumbang pendapatan yang besar bagi KALOG.
Yang kedua adalah BHP Kurir, dengan catatan kita tidak
dapat berharap banyak dari BHP Kurir karena secara total pendapatan, BHP baru
mampu menyumbang 9% (sembilan persen) saja.
Kita harus mencari profit setinggi-tingginya dengan
menekan pengeluaran biaya, karena saya yakin potensi di luar sangat banyak dan
kita mampu mewujudkannya.”
Apa strategi Bapak untuk memajukan KALOG kedepannya?
Kita harus mensinergikan antara Induk dan anak, karena
hal ini berkaitan dengan tarif dan kebijakan. Selain itu kita juga harus
mengembangkan potensi SDM yang ada agar cermat dengan potensi bisnis dan pasar
yang ada.
Strategi lain adalah meningkatkan pendapatan melalui
stuffing dan stripping dengan mengembangkan Container Yard yang ada serta
menjajaki relasi-relasi berpotensi baik yang dapat kita kembangkan, seperti
relasi untuk angkutan semen dan kontainer.
Selain itu, hubungan baik dengan Pelanggan dan
pemangku kepentingan lainnya merupakan hal yang harus diperhatikan dan
diperhatikan. Dan terakhir adalah sinergi bisnis semen dengan bisnis kontainer
salah satunya dengan pemanfaatan perjalanan/trip sebagai contoh keberangkatan
untuk angkutan semen dan perjalanan pulang untuk angkutan kontainer.
Sebagai sosok yang paling utama di KALOG, bagaimana
Bapak membagi waktu dengan keluarga?
“Bagi saya keluarga sangatlah penting karena keluarga
adalah amanah, begitu pula dengan tanggung jawab saya di dalam pekerjaan yang
saya jalani. Jadi keduanya haruslah seimbang. Karena kita pun bekerja juga
untuk keluarga.
Apa pesan-pesan Bapak bagi insan KALOG?
“Jangan kita selalu menunggu, namun jadilah aktif
dalam melakukan pekerjaan kita. Dan jadikanlah pola berpikir kita sebagai
pebisnis bukan birokrasi, yaitu sedikit yang kita lakukan, namun banyak
menghasilkan. Kita juga harus ingat bahwa yang menggaji diri kita ini adalah
diri kita sendiri jadi jangan membebankan pekerjaan orang lain dengan
tugas-tugas kita. Dan saya akan mengajak teman-teman KALOG untuk berlari
mengejar tujuan KALOG bersama-sama.”
Sumber : LOGin edisi Juli 2017.
[English Free Translation]
Started his career in 1997 in Kereta Api Indonesia,
the figure executive duties of President Director PT Kereta Api Logistik which
is often called Mr. Junaidi has a number of views on the company that he is
currently leads.
No comments:
Post a Comment