JAKARTA: PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) membeli 26 unit lokomotif diesel elektrik dari pabrikan asal Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Dengan adanya tambahan ini, ditargetkan volume angkutan barang naik sebesar 15% pada tahun ini.
PT KAI juga membeli 170 unit gerbong PPWC (kereta pengangkut barang tanpa atap dan dinding samping) dan gerbong KKBW (kereta pengangkut batubara dengan dua gandar) dari PT INKA.
Perseroan BUMN itu merencanakan gerbong-gerbong tersebut akan didatangkan pada April-Mei 2011.
Direktur Komersil PT KAI Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakan lokomotif dan gerbong ini untuk mendukung pertumbuhan volume angkutan barang melalui perkeretaapian.
Dari 26 lokomotif yang dibeli, sudah datang sebanyak 10 unit, enam unit diantaranya ditempatkan di Sumatera Selatan untuk angkutan batu bara, sisanya sebanyak 16 unit, masing-masing 10 CC204 dari General Electric AS dan 6 unit CC205 dari EMD Kanada.
“Nanti datangnya secara bertahap, sebanyak dua unit per tahunnya,” kata Wimbo di Jakarta, Rabu.
Pada 2010, volume angkutan barang melalui angkutan KA mencapai 19 juta ton, sehingga pada 2011, lanjut Wimbo, ditargetkan naik minimal 15% menjadi 21,85 juta ton.
Wimbo menambahkan dengan kenaikan volume itu diharapkan pendapatan angkutan barang juga meningkat. Pada 2010, dengan volume 19 juta ton menghasilkan pendapatan Rp1,9 triliun dan laba bersih sebelum pajak sekitar Rp400 miliar.
"Pendapatan angkutan barang periode 2010 ini lebih tinggi dari posisi 2009 yang masih Rp1,7 triliun atau naik lebih dari 10%," kata dia.
Wimbo menjelaskan realisasi volume angkutan barang pada 2010 meleset dari target yang sekitar 20-an juta ton. Itu terjadi menyusul turunnya volume pengangkutan bahan bakar minyak (BBM) sebagai dampak penurunan produksi PT Pertamina.
"Tahun ini, kami harapkan naik 15% dibanding realisasi 2010. Kami akan tambah sarana agar kapasitas angkut meningkat. Di sisi lain, kami akan perbanyak kontrak pengangkutan agar volume juga naik," kata dia.
Menurut Wimbo, sejak 7 Maret 2011, pihaknya baru saja memulai kontrak pengangkutan sebanyak 1.500 kontainer per bulan dari Suntraco Grup dan KAI Logistik dengan jumlah kontrak sama. Kontrak berlangsung setahun untuk rute Jakarta-Surabaya.
"Kami juga masih terus bernegosiasi untuk sejumlah kontrak pengangkutan lainnya. Misalnya dengan Wilmar Grup. Kami berharap kontrak bisa terealisasi sejalan bertambahnya sarana KA," ungkap dia.
PT KA juga tengah memproses hasil tender 2.400 gerbong, yakni 1.200 gerbong PPWC dan 1.200 gerbong KKBW, dengan total nilai Rp1,3 triliun. Pengumuman pemenang dilakukan April dan ditargetkan kedatangan pertama dari sarana itu sekitar Agustus tahun ini atau bertahap. Dalam waktu dekat, PT KA juga akan melelang 144 lokomotif.
Menurut Wimbo, pihaknya juga telah memberlakukan biaya tambahan (surcharge) bagi para pemilik barang menyusul diberlakukannya tarif industri untuk BBM angkutan KA dari sebelumnya tarif subsidi. Untuk angkutan barang di luar Jawa sudah diberlakukan sejak 2010, sedangkan di Jawa per 1 Januari 2011.
"Surcharge kami kenakan untuk menutupi selisih tarif BBM yang tadinya subsidi Rp4.500 per liter menjadi industri yang per liternya Rp9.500 per liter. Apalagi, untuk angkutan KA berlaku PPn 10%," kata dia.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan kementerian akan menggenjot pertumbuhan kereta api ankutan barang, diantaranya dengan pengadaan sarana KA khusus dan KA kawasan.
Dia menjelaskan saat ini minat investasi di sektor penyediaan sarana dan prasarana KA barang terus menggeliat. "Akselerasi investasi di sektor KA angkutan barang lebih cepat dari penumpang."
Bambang menambahkan untuk memuluskan rencana ini, kementeriannya sedang menyiapkan kerangka regulasi yang memungkinkan swasta berperan dalam meningkatkan pembangunan sarana perkeretaapian. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 23.03.11.
PT KAI juga membeli 170 unit gerbong PPWC (kereta pengangkut barang tanpa atap dan dinding samping) dan gerbong KKBW (kereta pengangkut batubara dengan dua gandar) dari PT INKA.
Perseroan BUMN itu merencanakan gerbong-gerbong tersebut akan didatangkan pada April-Mei 2011.
Direktur Komersil PT KAI Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakan lokomotif dan gerbong ini untuk mendukung pertumbuhan volume angkutan barang melalui perkeretaapian.
Dari 26 lokomotif yang dibeli, sudah datang sebanyak 10 unit, enam unit diantaranya ditempatkan di Sumatera Selatan untuk angkutan batu bara, sisanya sebanyak 16 unit, masing-masing 10 CC204 dari General Electric AS dan 6 unit CC205 dari EMD Kanada.
“Nanti datangnya secara bertahap, sebanyak dua unit per tahunnya,” kata Wimbo di Jakarta, Rabu.
Pada 2010, volume angkutan barang melalui angkutan KA mencapai 19 juta ton, sehingga pada 2011, lanjut Wimbo, ditargetkan naik minimal 15% menjadi 21,85 juta ton.
Wimbo menambahkan dengan kenaikan volume itu diharapkan pendapatan angkutan barang juga meningkat. Pada 2010, dengan volume 19 juta ton menghasilkan pendapatan Rp1,9 triliun dan laba bersih sebelum pajak sekitar Rp400 miliar.
"Pendapatan angkutan barang periode 2010 ini lebih tinggi dari posisi 2009 yang masih Rp1,7 triliun atau naik lebih dari 10%," kata dia.
Wimbo menjelaskan realisasi volume angkutan barang pada 2010 meleset dari target yang sekitar 20-an juta ton. Itu terjadi menyusul turunnya volume pengangkutan bahan bakar minyak (BBM) sebagai dampak penurunan produksi PT Pertamina.
"Tahun ini, kami harapkan naik 15% dibanding realisasi 2010. Kami akan tambah sarana agar kapasitas angkut meningkat. Di sisi lain, kami akan perbanyak kontrak pengangkutan agar volume juga naik," kata dia.
Menurut Wimbo, sejak 7 Maret 2011, pihaknya baru saja memulai kontrak pengangkutan sebanyak 1.500 kontainer per bulan dari Suntraco Grup dan KAI Logistik dengan jumlah kontrak sama. Kontrak berlangsung setahun untuk rute Jakarta-Surabaya.
"Kami juga masih terus bernegosiasi untuk sejumlah kontrak pengangkutan lainnya. Misalnya dengan Wilmar Grup. Kami berharap kontrak bisa terealisasi sejalan bertambahnya sarana KA," ungkap dia.
PT KA juga tengah memproses hasil tender 2.400 gerbong, yakni 1.200 gerbong PPWC dan 1.200 gerbong KKBW, dengan total nilai Rp1,3 triliun. Pengumuman pemenang dilakukan April dan ditargetkan kedatangan pertama dari sarana itu sekitar Agustus tahun ini atau bertahap. Dalam waktu dekat, PT KA juga akan melelang 144 lokomotif.
Menurut Wimbo, pihaknya juga telah memberlakukan biaya tambahan (surcharge) bagi para pemilik barang menyusul diberlakukannya tarif industri untuk BBM angkutan KA dari sebelumnya tarif subsidi. Untuk angkutan barang di luar Jawa sudah diberlakukan sejak 2010, sedangkan di Jawa per 1 Januari 2011.
"Surcharge kami kenakan untuk menutupi selisih tarif BBM yang tadinya subsidi Rp4.500 per liter menjadi industri yang per liternya Rp9.500 per liter. Apalagi, untuk angkutan KA berlaku PPn 10%," kata dia.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan kementerian akan menggenjot pertumbuhan kereta api ankutan barang, diantaranya dengan pengadaan sarana KA khusus dan KA kawasan.
Dia menjelaskan saat ini minat investasi di sektor penyediaan sarana dan prasarana KA barang terus menggeliat. "Akselerasi investasi di sektor KA angkutan barang lebih cepat dari penumpang."
Bambang menambahkan untuk memuluskan rencana ini, kementeriannya sedang menyiapkan kerangka regulasi yang memungkinkan swasta berperan dalam meningkatkan pembangunan sarana perkeretaapian. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 23.03.11.
No comments:
Post a Comment