JAKARTA: PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan mengalokasikan 100% dana investasi 2011 untuk memperkuat lini bisnis kereta api (KA) barang dengan nilai investasi Rp7 triliun untuk periode 2011—2015.
Menurut Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan, dana Rp7 triliun tersebut terdiri atas 30% dari kas internal dan 70% dari pinjaman.
Dia menambahkan investasi dilakukan melalui pembelian sejumlah lokomotif, gerbong datar tipe PPCW, kereta pengangkut batu bara tipe KKBW, serta perbaikan pra sarana untuk Sumatra Selatan.
“Investasi di Sumatra Selatan sendiri menghabiskan dana sekitar Rp1,25 triliun untuk pengembangan rel,” ujarnya kepada Bisnis seusai penandatanganan kerja sama pengadaan kereta api wisata Bali, Senin 27 Desember.
Meskipun demikian, Jonan mengatakan untuk KA penumpang tetap disediakan anggaran berupa perawatan armada dan pembenahan fasilitas stasiun pada 2011. Namun, ia mengatakan dana yang dianggarkan tidak terlalu besar, sekitar Rp200 miliar.
Direktur Komersial PT KAI Sulistyo Wimbo Hardjito menuturkan pada 2011, PT KAI mematok pertumbuhan omzet sebesar 12% atau sekitar Rp2,5 triliun untuk KA barang.
Ia menambahkan secara rinci, mulai 2011 akan ada pembelian 144 lokomotif, 1.200 PPCW, 1.800 KKBW, dan investasi Rp1,25 triliun pengembangan jalur KA barang di Sumatra Selatan.
Wimbo mengatakan pembelian lokomotif, gerbong barang PPCW, dan gerbong barang KKBW tersebut akan datang secara bertahap mulai 2011, dengan rincian 100 lokomotif untuk Pulau Jawa dan 44 lokomotif untuk Pulau Sumatra.
Adapun, pembangunan jalur KA di Sumatra Selatan akan dianggarkan Rp250 miliar per tahun untuk 5 tahun.
“Potensi pasar untuk KA barang masih sangat luas, tapi selama ini kurang optimal digarap oleh PT KAI,” tegas Wimbo.
Dia menambahkan selama ini KA barang baru menyumbang omzet sebesar 40% terhadap seluruh total pendapatan PT KAI, sementara 60% omzet PT KAI diisi dari sektor KA penumpang.
PT KAI, katanya, ingin mengubah komposisi tersebut menjadi 60% dari sektor barang, sedangkan 40% disumbangkan oleh sektor penumpang.
Kurang berpihak
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan menyambut baik rencana PT KAI yang akan menginvestasikan 100% dana investasinya untuk KA barang.
Menurut dia, rencana tersebut cukup realistis karena infrastruktur untuk KA barang cukup mengimbangi penambahan armada KA barang.
“Justru bagus, karena angkutan barang lebih menguntungkan dibandingkan dengan angkutan penumpang dan memang perlu dilakukan cross subsidi disitu,” ujarnya.
Namun demikian, Tundjung menghimbau pada PT KAI agar tidak menelantarkan kenyamanan penumpang KA. “Tak masalah jika PT KAI ingin fokus pada KA barang, selama penumpang tetap diakomodir secara baik.”
Tundjung menjelaskan saat ini kebijakan pemerintah—dalam hal ini Kementerian Keuangan—dinilai masih kurang berpihak pada angkutan berbasis rel atau kereta api.
Untuk tahun anggaran 2011 saja, Ditjen Perkeretaapian hanya mendapat alokasi dana sebesar Rp4,1 triliun, padahal kebutuhannya mencapai Rp9 triliun.
“Anggaran untuk Bina Marga itu mencapai Rp26 triliun, sementara instansi saya hanya Rp4,1 triliun, dan itu terjadi hampir setiap tahun,” ujarnya.
Menurut Tundjung, jika pemerintah serius ingin mengalihkan angkutan barang berbasis jalan raya ke angkutan berbasis rel, perlu difokuskan kebijakan anggaran kepada kereta api. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 27.12.10.