Sunday, November 23, 2014

[KG-321/2014] Menggali Sejarah Kerajaan Majapahit


SuRoBoYo: Entah ada bisikan ato minat apa, tiba-tiba koq kepingin belajar lagi tentang sejarah kerajaan-kerajaan (besar) yang pernah membahana namanya dimasa lalu. Sebut saja, mulai dari kerajaan Sriwijaya, Singhasari hingga Majapahit dan seterusnya. Menarik untuk dibaca dan dilacak keberadaannya.

RAM hanya peminat loh, bukan arkeolog sulapan apalagi pemerhati serius. Dasarnya, karena ada dorongan hati dan sempat sebelumnya bertemu kang Tri (Kepala Stasiun Ambarawa), nah dari beliaulah saya pribadi mendapat pencerahan, sekaligus pengetahuan yang selama ini didapat tapi masih sepotong-sepotong.

Kalo pun boleh dibilang, mirip puzzle dimana pengetahuan yang kita dapat masih berserakan. Kedepannya, kita ingin merangkai teka-teki tersebut menjadi suatu bagian yang rada terpadu (merangkai cerita) dan semoga bisa diberikan kesempatan penuh sehingga keinginan tersebut bisa terkabul.

Aamiin YRA. Kita kumpulkan dulu cerita masa lalu dan serpihan-serpihan lainnya, suatu hari akan kita rujuk dan semoga benar-benar bermanfaat temuan para peneliti maupun arkeolog yang sudah membaktikan diri dibidangnya. Saluuuut. Sungguh sebuah pekerjaan yang patut diacungi jempol karena membutuhkan ketekunan serta keuletan.

Let's start. Yuuuuk kita mulai dengan kumpulan berita Majapahit dulu ya. Target : harus disempatkan mampir ke Trowulan yang sempat disebut-sebut sebagai ibukota Kerajaan Majapahit. Untuk diketahui juga, Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan beraliran Hindu-Buddha terluas wilayahnya di Tanah Air.

Dari catatan pinjaman WIKIPEDIA, urutan kerajaan berlatar belakang Hindu-Buddha yang pernah berjaya, yakni : Kutai (abad ke-4), Tarumanagara (358–669), Kalingga (abad ke-6 sampai ke-7), Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-13), Syailendra (abad ke-8 sampai ke-9), Kerajaan Medang (752–1006), Kahuripan (1006–1045), Kerajaan Sunda (932–1579), Kediri (1045–1221), Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14), Singhasari (1222–1292), Majapahit (1293–1500) dan Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15).

Majapahit bagi kawula muda, nyaris identik dengan tokoh heroik Patih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk (diabadikan sebagai nama jalan protokol di beberapa kota besar) yang setelah mereka wafat, terjadi perebutan kekuasaan dan daerah taklukannya satu persatu memisahkan diri.

Singkat cerita, Trowulan di masanya merupakan pusat pemerintahan dan ibukota kerajaan Majapahit. Terus, dimasa sekarang wujudnya kayak apa ya ? Penasaran dan kepingin tahu aja. Yaa Allah semoga diberikan kemudahan untuk bisa melakukan eksplorasi ilmiah versi diri sendiri.

Explore, explore, explore. Go Get 'Em.

--- quote ---

(artikel 1)  Ada Apa Dengan Trowulan ?

TROWULAN: Para sarjana, khususnya mereka yang berupaya mengungkap masa lalu kawasan tersebut, menyesalkan minimnya kesadaran masyarakat untuk merawat dan melestarikan peninggalan Majapahit.

Orang sudah tidak asing lagi dengan nama Majapahit, sebuah kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara pada abad XIII-XVI. Dari kebedaran yang dituliskan para pujangga, sastrawan sampai para sarjana tentang Majapahit, saat ini disekitar kita banyak dijumpai istilah yang berbau ke-Majapahit-an.

Mulai penggunaan simbol-simbol negara seperti Bhinneka Tunggal Ika, Bhayangkara, bahkan penamaan hotel ternama di Surabaya. Tidak heran jika kemudian kita membayangkan Majapahit dengan segala kebesarannya pasti memiliki peradaban yang mengagumkan pada masanya, termasuk ibukota tempat raja bertakhta dan pusat pemerintahan.

Sampai sejauh ini, dari hasil penelitian dan dokumentasi para sejarawan, arkeolog, insinyur serta sarjana lainnya, dapat disimpulkan bahwa satu-satunya lokasi yang diduga kuat sebagai kota raja Majapahit adalah kawasan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Dari dokumentasi oleh Wardenaar pada 1815, terekam dari beberapa toponim yang meneguhkan hal tersebut. Kita masih bisa mendapati istilah semacam kedaton, siti inggil, dan lainnya yang merujuk pada bagian-bagian dari sebuah istana. Dokumentasi Wardenaar itu tercatat merupakan dokumen moderen pertama yang berupa peta kawasan Trowulan dan sekitarnya. Wadenaar diutus atasannya, Thomas Stamford Raffles, letnan gubernur Jenderal Inggeris yang berkuasa atas Jawa saat itu.

Pada masa tersebut, Wardenaar hanya melihat reruntuhan bangunan yang masif dan merata di hampir semua kawasan Trowulan. Kota raja yang dulu berjaya dan bahkan dikagumi beberapa pengunjung bangsa Asia dan Eropa itu telah menjadi hutan jati. Hanya ada belasan rumah di sekitar kompleks Kedaton yang penduduknya merupakan juru kunci tempat tersebut kini kondisinya bahkan lebih buruk.

Jika dia masih bisa menyaksikan puing-puing bangunan yang mayoritas terbuat dari batu bata merah diantara hutan jati, kini yang bisa kita saksikan hanya beberapa monumen yang terpelihara dan terawat dengan baik. Tidak salah jika terdapat seseorang atau kelompok yang menyangkal bahkan menyangsikan kebesaran Kerajaan Majapahit.

Festival Trowulan
Ternyata pertanyaan tersebut muncul tidak hanya dibenak saya, melainkan juga mereka yang kemudian terlibat dalam kegiatan yang bertajuk Festival Trowulan Majapahit 2014, mulai tgl 4-22 November ini.

Pada mulanya, saya pribadi datang dan berkunjung ke Trowulan hanya karena diajak keluarga yang kebetulan sering melintasi jalan raya Surabaya - Jombang, lokasi kawasan Trowulan. Yang saya baca di buku pelajaran mulai SD hingga SMA tentang kebesaran Kerajaan Majapahit saya pikir hanya bualan belaka.

Hal yang wajar bagi anak kecil yang membayangkan sebuah kerajaan dengan istananya setidaknya seperti Jogjakarta atau Surakarta dengan keratonnya.

....(Bersambung) ...

Penulis : Adrian Perkasa (sejarawan, penulis buku "Orang Tionghoa dan Islam di Majapahit", kurator Festival Trowulan Majapahit 2014.




MINGGU, 21 MEI 2006 | 21:49 WIB

(artikel 2)  Misteri Ibukota Majapahit Terpecahkan

Mojokerto: Perkumpulan Peduli Majapahit berhasil membuat peta ibukota Kerajaan Majapahit. Ibukota kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara ini berada di Kabupaten Mojokerto dan Jombang Jawa Timur.

Anam Anis, Ketua Perkumpulan Peduli Majapahit Gotra Wilwatikta mengatakan, keberhasilan menyusun peta ibukota Majapahit ini akan menjawab pertanyaan generasi yang jauh dari kerajaan Majapahit tentang kepastian lokasinya.

“Selama ini orang hanya mengenal lewat buku sejarah bahwa bekas ibukota Kerajaan Majapahit berada di Trowulan, itu saja,” katanya, Ahad (21/5).

Berdasarkan peta yang dibuat Perkumpulan Peduli Majapahit, ibukota kerajaan Majapahit meliputi Kecamatan Sooko, Trowulan dan Jatirejo di Kabupaten Mojokerto dan kecamatan Mojoagung, Mojowarno serta Sumobito di Kabupaten Jombang. Kawasan ini berada pada luas 10 x 10 kilometer persegi.

“Namun, ada versi lain yang menyebut 9 x 11 kilometer persegi. Kami akan pastikan soal luas ibukota ini untuk memudahkan pengembangan,” kata Anam.

Perkumpulan Peduli Majapahit juga berhasil membuat ilustrasi pusat kota ibukota Majapahit. Pusat kota ini berada di dalam kawasan ibukota dan lokasinya kini berada di Trowulan. Situs-situs yang memperkuat ilustrasi pusat kota ini antara lain Candi Muteran, Candi Gentong, Candi Tengah, tempat kediaman Gajah Mada, kediaman kerabat kaum raja dan tempat pemandian para putri kerajaan.

Anam mengatakan, pembuatan peta ibukota ini didasarkan pada sketsa rekonstruksi Kota Majapahit oleh Henry MacLaine Pont (1924), seorang insinyur Belanda yang sangat berminat pada situs Trowulan dan kemudian mendirikan Museum Purbakala Trowulan.

Peta ibukota Kerajaan Majapahit ini juga melibatkan ahli arkeologi dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Nurhadi Rangkuti. Situs bekas ibukota Kerajaan Majapahit ini akan dikembangkan menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional, Pusat Wisata Budaya, Pusat Studi Sejarah, Kepurbakalaan dan Kebudayaan.

Majapahit adalah kerajaan besar Nusantara yang berdiri abad XIII hingga XIV. Ini adalah kelanjutan kerajaan Singosari yang berpusat di Malang. Raden Wijaya mendirikan Majapahit tahun 1293 dan memerintah hingga 1328.

Majapahit mengalami kejayaan pada masa Raja Hayam Wuruk Di era inilah sebagian orang meyakini Majapahit memiliki Perdana Menteri Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa.

Sumber : TEMPO Interaktif, 21.05.14.

--- unquote ---

Nah, segitu dulu cuplikan minat dan beberapa artikel terkait ibukota kerajaan Majapahit. Semoga bisa diperkaya lagi menjadi warisan budaya yang memiliki nilai historis bagi generasi muda bangsa ini. Edisi Sabtu – Minggu, bila ada info, boleh buat sharing tentang pengetahuan sejarah koq.

Merdeka !

Sumber : Dari Sana-sini.

[English Free Translation]
Holiday edition, the blog is filled with the history of great empires that ever existed in the past. Heroic stories they displayed, in order to encourage and inspire young people with the glory of the nation in the region. So powerful. This edition contains about the greatness of the kingdom of Majapahit and legacy. Enjoy it.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...